Senyum Terakhir di Balik Keringat Dingin **

Senyum hangat Ibu Sarah terukir di wajahnya saat menjemput Zara, putri kecilnya, dari hotel. Zara tampak ceria, bercerita tentang keseruan liburan bersama teman-temannya. Ibu Sarah merasa lega, perjalanan Zara berjalan lancar. Namun, saat tiba di rumah, senyum Ibu Sarah memudar. Zara tiba-tiba muntah, wajahnya pucat pasi. Ibu Sarah panik. Ia segera mengantar Zara ke kamar dan menanyakan apa yang terjadi. Zara terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia mengeluarkan sebuah test pack dari tasnya, menunjukkan dua garis merah yang jelas. Ibu Sarah tercengang. Seketika, ingatan Ibu Sarah melayang ke masa remajanya. Ia ingat bagaimana dirinya, di usia Zara sekarang, juga merasakan ketakutan dan kebingungan yang sama. Ia ingat bagaimana ibunya, dengan penuh kasih sayang, menenangkannya dan membantunya melewati masa sulit itu. Ibu Sarah menarik napas dalam-dalam. Ia tahu, ini adalah momen yang sulit bagi Zara. Namun, ia juga tahu bahwa ia harus kuat untuk putrinya. Ia memeluk Zara erat-erat, menenangkannya dengan bisikan lembut. "Tidak apa-apa, sayang. Mama ada di sini. Kita akan menghadapi ini bersama-sama," bisik Ibu Sarah. Di tengah rasa khawatir dan ketakutan, Ibu Sarah menemukan kekuatan baru. Ia akan menjadi tempat bergantung bagi Zara, seperti ibunya dulu menjadi tempat bergantung baginya. Ia akan membimbing Zara, menemaninya melewati masa sulit ini, dan memastikan bahwa Zara tetap merasa dicintai dan didukung. Catatan:** Cerita ini menggambarkan bagaimana seorang ibu menghadapi situasi sulit dengan putrinya. Fokusnya adalah pada kekuatan dan kasih sayang seorang ibu, bukan pada detail spesifik tentang kehamilan atau hubungan seksual.