Kehidupan Sosial, Pendidikan, dan Budaya di Masa Demokrasi Parlemen

Kehidupan sosial, pendidikan, dan budaya di masa Demokrasi Parlemen memiliki peran yang signifikan dalam membentuk masyarakat Indonesia pada saat itu. Gejolak politik dan permasalahan ekonomi politik mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, yang mengakibatkan gangguan keamanan dan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Dalam bidang pendidikan, pada tahun 1950 terjadi pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS (Republik Serikat). Pemerintah RIS menekankan pada pendidikan yang berfokus pada spesialisasi, karena pada saat itu bangsa Indonesia tertinggal dalam pengetahuan teknik yang dibutuhkan oleh dunia modern. Sistem pendidikan pada masa Demokrasi Liberal adalah dengan sistem desentralisasi, di mana SD dan SMP menjadi urusan daerah dengan supervisi dari pemerintah pusat. SMA ditanggung oleh pemerintah baik dalam masalah keuangan maupun mata pelajaran. Namun, perhatian terhadap pendidikan masih dirasa kurang karena anggaran yang dialokasikan dari APBN masih sedikit dibandingkan masa kolonial Belanda. Dalam bidang budaya, pada tahun 1954 pemerintah mengeluarkan gagasan untuk menyempurnakan ejaan bahasa Indonesia. Kongres Bahasa Indonesia diadakan pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 di Medan, dan hasil keputusannya adalah agar usaha penyelidikan dan penetapan dasar-dasar ejaan diserahkan kepada suatu badan pemerintah yang bertugas menyusun ejaan praktis Indonesia. Pada masa Demokrasi Liberal, mulai muncul sastrawan lokal seperti Sitor Situmorang dan Pramoedya Ananta Toer yang memengaruhi perkembangan sastra di Indonesia. Para sastrawan pada saat itu menjalankan fungsinya dengan menangkap berbagai masalah kemanusiaan dibalik peristiwa getir akibat perang. Mereka tidak hanya dipengaruhi oleh gaya Eropa, tetapi juga gaya Melayu, Sunda, dan Jawa. Dalam masa Demokrasi Parlemen, juga terdapat perkembangan di bidang pendidikan dengan didirikannya beberapa universitas baru seperti Universitas Andalas di Padang, Universitas Sumatra Utara di Medan, Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Padjajaran di Bandung, Universitas Airlangga di Surabaya, dan Universitas Hasanuddin di Makassar. Kehidupan sosial, pendidikan, dan budaya di masa Demokrasi Parlemen memiliki peran yang penting dalam membentuk masyarakat Indonesia pada saat itu. Meskipun terdapat berbagai tantangan dan permasalahan, upaya perbaikan terus dilakukan untuk mencapai kemajuan yang lebih baik.