Mad Iwad dan Mad Aridl: Perbandingan dan Contoh dalam Al-Quran

Mad Iwad dan Mad Aridl merupakan dua konsep penting dalam ilmu tajwid yang berkaitan dengan pembacaan huruf mad. Kedua jenis mad ini memiliki aturan dan cara baca yang berbeda, sehingga penting bagi setiap muslim untuk memahaminya agar dapat membaca Al-Quran dengan benar dan fasih.

Pengertian Mad Iwad dan Mad Aridl

Mad Iwad secara harfiah berarti "pengganti" atau "kompensasi". Dalam ilmu tajwid, mad iwad terjadi ketika terdapat huruf hamzah (ء) atau sukun (ْ) setelah fathah (َ) di akhir kalimat. Huruf hamzah atau sukun tersebut menggantikan huruf nun mati atau tanwin yang seharusnya dibaca dengung. Contohnya adalah pada kalimat "يَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ" (Yauma`idzin yafrahul mu'minun). Pada kata "يَوْمَئِذٍ", terdapat huruf hamzah (ء) setelah fathah (َ) di akhir kalimat, sehingga dibaca mad iwad dengan panjang 2 harakat.

Sementara itu, mad aridl lissukun secara harfiah berarti "mad yang terjadi karena sukun". Mad aridl lissukun terjadi ketika terdapat huruf berharakat fathah (َ) yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kata atau terpisah oleh satu huruf hijaiyah. Contohnya adalah pada kalimat "وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفّٗا" (Wash-shaffati saffan). Pada kata "ٱلصَّٰٓفَّٰتِ", terdapat huruf fathah (َ) pada huruf shad (ص) yang bertemu dengan huruf shad (ص) yang bertasydid, sehingga dibaca mad aridl lissukun dengan panjang 2 harakat.

Perbedaan Mad Iwad dan Mad Aridl

Perbedaan utama antara mad iwad dan mad aridl lissukun terletak pada sebab terjadinya. Mad iwad terjadi karena adanya huruf hamzah atau sukun setelah fathah di akhir kalimat, sedangkan mad aridl lissukun terjadi karena adanya huruf berharakat fathah yang bertemu dengan huruf yang bertasydid.

Selain itu, panjang bacaan mad iwad dan mad aridl lissukun juga berbeda. Mad iwad dibaca dengan panjang 2 harakat, sedangkan mad aridl lissukun dibaca dengan panjang 2 harakat.

Contoh Mad Iwad dan Mad Aridl dalam Al-Quran

Contoh mad iwad dalam Al-Quran terdapat pada Surah Al-Fatihah ayat 7: "صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ" (Shiratallaziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaallin). Pada kata "عَلَيْهِمْ", terdapat huruf mim (م) bertasydid setelah huruf ha (ه) berharakat fathah (َ), sehingga dibaca mad aridl lissukun dengan panjang 2 harakat.

Contoh mad aridl lissukun dalam Al-Quran terdapat pada Surah Al-Qiyamah ayat 32: "كَلَّآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِىَ" (Kallaa idza balaghatit taraqiya). Pada kata "ٱلتَّرَاقِىَ", terdapat huruf ta (ت) bertasydid setelah huruf ra (ر) berharakat fathah (َ), sehingga dibaca mad aridl lissukun dengan panjang 2 harakat.

Mad iwad dan mad aridl lissukun merupakan dua dari sekian banyak hukum tajwid yang perlu dipahami dan diterapkan dalam membaca Al-Quran. Dengan memahami dan menerapkan hukum-hukum tajwid, termasuk mad iwad dan mad aridl lissukun, diharapkan umat muslim dapat membaca Al-Quran dengan lebih baik, benar, dan fasih.