Demokrasi Terancam: RUU KUHP dan RUU Pertahanan dalam Sorotan **

Demokrasi, sebagai sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak asasi manusia, menjadi fondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Namun, di tengah era modern ini, demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius yang diwujudkan dalam bentuk RUU KUHP dan RUU Pertahanan. Kedua RUU ini, jika disahkan tanpa revisi yang substansial, berpotensi mengancam nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang telah susah payah diperjuangkan selama ini. RUU KUHP, yang mengatur tentang tindak pidana, menuai kontroversi karena memuat sejumlah pasal yang dinilai mengekang kebebasan berekspresi dan berpendapat. Pasal-pasal seperti penghinaan terhadap presiden, pencemaran nama baik, dan penyebaran berita bohong, jika diterapkan secara ketat, dapat menjadi alat untuk membungkam kritik dan perbedaan pendapat. Hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat sebagai pilar penting dalam proses pengambilan keputusan. RUU Pertahanan, yang mengatur tentang sistem pertahanan negara, juga menimbulkan kekhawatiran. RUU ini dinilai memberikan kewenangan yang terlalu besar kepada militer, yang berpotensi untuk mengarah pada militerisme dan melanggar hak asasi manusia. Pasal-pasal yang mengatur tentang penggunaan kekuatan militer dalam situasi tertentu, seperti demonstrasi atau kerusuhan, dapat disalahgunakan untuk membungkam suara-suara kritis dan menindas rakyat. Konflik politik yang muncul di sekitar kedua RUU ini menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam mengawal demokrasi. Masyarakat harus aktif dalam mengawasi proses legislasi dan memberikan masukan kritis terhadap setiap pasal yang berpotensi mengancam kebebasan dan hak asasi manusia. Suara rakyat harus didengarkan dan dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan, agar RUU KUHP dan RUU Pertahanan benar-benar menjadi payung hukum yang melindungi demokrasi dan hak asasi manusia, bukan menjadi alat untuk membungkam dan menindas. Kesimpulan:** RUU KUHP dan RUU Pertahanan, jika disahkan tanpa revisi yang substansial, berpotensi mengancam demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Masyarakat harus aktif dalam mengawal proses legislasi dan memberikan masukan kritis agar kedua RUU ini benar-benar menjadi payung hukum yang melindungi kebebasan dan hak asasi manusia. Demokrasi adalah milik bersama, dan tanggung jawab untuk menjaganya juga menjadi tanggung jawab bersama.