**Dilahirkan Kembali** **

Di tengah hiruk pikuk dunia, di mana kesenangan fana dan harta benda menjadi idola, aku tersesat. Aku mengejar bayangan, mengagumi kilauan yang menipu, dan melupakan tujuan sejati hidupku. Aku terjebak dalam lingkaran setan, terikat oleh dosa dan kesalahan yang tak terhitung jumlahnya. Namun, di tengah kegelapan, sebuah cahaya menyinari jiwaku. Sebuah kasih yang tak terhingga, sebuah pengorbanan yang tak ternilai, sebuah cinta yang melampaui batas akal manusia. Aku menyadari bahwa aku bukanlah milikku sendiri. Aku adalah milik-Nya, Sang Pencipta yang maha kasih. Darah-Nya, yang suci dan murni, telah menebus dosa-dosaku. Bukan dengan emas atau perak, bukan dengan harta benda duniawi, tetapi dengan kasih-Nya yang tak terukur. Aku telah mati, bukan secara fisik, tetapi secara rohani. Aku telah meninggalkan jalan hidupku yang lama, yang penuh dengan kesia-siaan dan kehampaan. Sekarang, aku telah dilahirkan kembali. Aku telah menemukan tujuan hidupku, sebuah tujuan yang melampaui batas waktu dan ruang. Aku telah meletakkan hidupku di atas mezbah-Nya, siap untuk menjadi seperti yang Dia inginkan. Aku telah menemukan kebebasan sejati, kebebasan dari belenggu dosa dan kebebasan untuk hidup dalam kasih-Nya. Aku telah menemukan makna hidupku, sebuah makna yang tak ternilai dan tak tergantikan. Aku telah menemukan rumahku, sebuah rumah yang penuh dengan kasih dan damai. Aku telah menemukan diriku, diriku yang sejati, diriku yang diciptakan untuk tujuan yang mulia. Wawasan:** Kisah ini mengingatkan kita bahwa kasih Allah melampaui segala sesuatu. Kasih-Nya mampu menebus dosa-dosa kita yang terdalam dan memulihkan kita ke dalam kehidupan yang baru. Kita tidak perlu lagi terikat oleh masa lalu kita, karena kasih-Nya telah membebaskan kita. Marilah kita menyerahkan hidup kita kepada-Nya, dan biarkan Dia membentuk kita menjadi seperti yang Dia inginkan.