Teknik Produksi Antibodi Monoklonal: Sebuah Tinjauan Komprehensif

Antibodi monoklonal adalah antibodi identik yang diproduksi oleh sel imun tunggal, semuanya menargetkan epitop spesifik yang sama pada antigen. Sifat yang sangat spesifik dan kemampuan pengikatan yang tinggi ini menjadikan mereka alat yang sangat berharga dalam berbagai aplikasi, termasuk diagnostik, terapi, dan penelitian. Produksi antibodi monoklonal telah mengalami kemajuan yang signifikan sejak awal, yang mengarah pada pengembangan berbagai teknik.

Metode Produksi Antibodi Monoklonal Klasik

Metode klasik untuk memproduksi antibodi monoklonal melibatkan imunisasi hewan, biasanya tikus, dengan antigen target. Limfosit B dari limpa hewan yang diimunisasi kemudian diisolasi dan digabungkan dengan sel mieloma, yang merupakan sel tumor yang dapat membelah tanpa batas. Sel hibrida yang dihasilkan, yang dikenal sebagai hibridoma, diklon dan disaring untuk produksi antibodi monoklonal yang diinginkan. Teknik ini, yang dikenal sebagai teknologi hibridoma, telah menjadi standar emas untuk produksi antibodi monoklonal selama beberapa dekade.

Tampilan Fag dan Teknologi Antibodi Monoklonal Rekombinan

Kemajuan dalam biologi molekuler telah membuka jalan bagi teknik rekombinan untuk memproduksi antibodi monoklonal. Tampilan fag adalah metode yang banyak digunakan yang melibatkan penyaringan pustaka besar fragmen antibodi yang ditampilkan di permukaan bakteriofag. Fragmen antibodi dengan afinitas tinggi terhadap antigen target dapat diisolasi dan diubah menjadi antibodi monoklonal lengkap menggunakan teknik rekayasa genetika. Teknologi rekombinan memungkinkan pengembangan antibodi monoklonal yang sepenuhnya manusia atau humanisasi, yang menawarkan imunogenisitas yang berkurang dan masa paruh yang meningkat dalam tubuh manusia.

Produksi Antibodi Monoklonal Berbasis Sel B Manusia

Untuk mengatasi keterbatasan yang terkait dengan antibodi monoklonal yang berasal dari hewan, upaya telah difokuskan pada produksi antibodi monoklonal berbasis sel B manusia. Satu pendekatan melibatkan imunisasi individu manusia dengan antigen target, diikuti dengan isolasi sel B penghasil antibodi spesifik. Sel B ini kemudian dapat diabadikan menggunakan virus Epstein-Barr atau dengan fusi sel B-mieloma. Pendekatan lain memanfaatkan teknologi tampilan sel B, di mana sel B dari individu yang diimunisasi atau tidak diimunisasi disaring untuk antibodi monoklonal yang diinginkan menggunakan teknik seperti penyortiran sel yang diaktifkan fluoresensi (FACS).

Teknik Antibodi Monoklonal Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, teknik-teknik baru telah muncul untuk produksi antibodi monoklonal, yang semakin meningkatkan efisiensi dan keserbagunaan proses tersebut. Mikrofluida, misalnya, memungkinkan skrining throughput tinggi dan pemilihan sel penghasil antibodi tunggal dalam perangkat miniatur. Selain itu, penggunaan antibodi monoklonal unta beruntai tunggal (sdAb), juga dikenal sebagai nanobodi, telah mendapatkan daya tarik yang signifikan. Nanobodi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan antibodi monoklonal tradisional, termasuk ukurannya yang kecil, stabilitas yang tinggi, dan kemampuan untuk menembus jaringan.

Produksi antibodi monoklonal telah berkembang jauh sejak awal, yang mengarah pada pengembangan berbagai teknik untuk menghasilkan antibodi yang sangat spesifik dan afinitas tinggi. Dari metode hibridoma klasik hingga teknik rekombinan dan baru, para peneliti terus menyempurnakan proses produksi antibodi monoklonal, menjadikannya lebih efisien, hemat biaya, dan dapat disesuaikan. Kemajuan ini telah membuka jalan bagi aplikasi antibodi monoklonal yang luas dalam perawatan kesehatan, diagnostik, dan penelitian, merevolusi berbagai bidang dan meningkatkan kehidupan manusia.