Pentingnya Mengantisipasi Perubahan Cuaca bagi Petani di Pesisir Kidul
Perubahan cuaca menjadi perhatian para ahli karena dampaknya yang tidak dapat diprediksi. Di beberapa daerah, seperti Yogyakarta dan kota-kota di pesisir kidul, hujan sering kali menjadi penyimpangan cuaca yang mengganggu. Hujan yang diperkirakan akan datang dalam waktu dekat dapat merusak tanaman petani jika tidak diantisipasi dengan baik. Namun, masih banyak petani yang belum siap menghadapi perubahan cuaca ini.Sebagai contoh, pada suatu hari di Desa Nginger, Inten terbangun oleh suara gerimis di luar. Dia segera bangun dan membangunkan anaknya, Nusa, yang sedang tidur di sampingnya. Mereka berdua bergegas untuk menutup jendela dan pintu agar air hujan tidak masuk ke dalam rumah. Setelah itu, mereka duduk di depan tungku dan saling berpelukan untuk menghangatkan diri. Tangan Inten meraih ponsel yang diletakkan di meja sampingnya. Ponsel tersebut sudah tidak aktif selama beberapa hari. Setelah menekan tombol power, beberapa pesan masuk dari Nusa terbaca. Nusa, anak muda dengan rambut gondrong, tampak khawatir saat melihat kondisi cuaca yang tidak menentu. Meskipun ibunya tidak terlalu khawatir, Nusa merasa perlu mencari tahu lebih lanjut tentang perubahan cuaca ini. Dia ingin memastikan bahwa dia memiliki rencana yang tepat untuk menghadapinya.Pada saat itu, Inten masih ragu-ragu. Dia merasa mendapatkan wawasan baru jika ibunya bisa berpikir sejauh itu. Jika ibunya bisa memikirkan semua hal ini, bagaimana jika dia juga mencoba mencari tahu lebih banyak tentang perubahan cuaca ini? Siapa yang mempengaruhi pemikiran ibunya? Inten terkejut dengan pemikiran ini. Ayahnya pasti tidak bisa. Apakah kakeknya?Inten segera menulis nomor telepon Nusa. Tanpa menunggu suara panggilan, Nusa sudah muncul."Hei, halo Sa," kata Nusa dengan cepat."Hei! Kamu ada di mana, Adhimu? Bingung mencarimu, Lunga tidak pamit, ponselnya dimatikan.." kata Inten dengan terburu-buru."Oke, iya, aku minta maaf," balas Nusa dengan suara pelan karena dia tahu dia telah membuat kesalahan."Ada masalah yang harus kita diskusikan, jangan sampai kabur begitu saja. Orang-orang di organisasi seperti itu harus bertanggung jawab.""Ajak saja orang tuamu," kata Nusa dengan nada sinis.Inten terdiam sejenak. Dia ingin membahas masalah ini, jadi dia menghubungi Nusa. Jadi, jangan ragu-ragu. Aku ingin bertemu denganmu."Inten masih duduk di samping Nani, memperhatikan percakapan mereka. Matanya berkaca-kaca saat melihat Nusa berbicara dengan pacarnya. Kemudian, Nusa mengakhiri pembicaraan dan berkata, "Besok pagi ya?""Ya, kamu saja yang tentukan!" jawab Inten."Baiklah, besok pagi di tempat biasa!""Di mana rumahmu? Aku lupa.""Alah sudah tahu kan, jangan pura-pura lupa. Penen. Penen!""Ya, ya, aku tahu. Prapatan Denggung, kan?""Yang ada di sebelah barat, terus ada prapatan pertama belok kanan. Ada gapura di sebelah kiri jalan, masuk ke desa mentok, terus belok kiri. Sudah sampai di sana tanyakan lagi."
4 (305 suara) 
