Sejarah Penemuan Sel oleh Ilmuwan

Sejarah ilmuwan penemu sel dimulai pada tahun 1665 ketika ilmuwan Inggris, Robert Hooke, pertama kali mengamati sel. Pada saat itu, sel diartikan sebagai ruang kosong dalam jaringan gabus dan tanaman Quercus suber. Dari pengamatannya, Hooke menemukan ruang-ruang kosong berukuran kecil yang dinamakan sel. Istilah "sel" berasal dari bahasa Latin, yaitu "cellula" yang berarti ruang kecil. Setelah penemuan Hooke, ilmuwan lain seperti Theodore Schwann, Mathias Schleiden, dan Robert Brown juga melakukan penelitian tentang sel. Schwann, seorang pakar zoologi Jerman, mempelajari hewan secara intensif dan menyimpulkan bahwa tubuh hewan terdiri dari sel-sel. Schleiden, seorang pakar botani Jerman, juga meneliti sel-sel tumbuhan dan menyimpulkan bahwa tubuh tumbuhan juga terdiri dari sel-sel. Pada tahun 1831, seorang biolog asal Skotlandia bernama Robert Brown menemukan benda kecil yang melayang di dalam protoplasma sel. Benda kecil tersebut diberi nama inti (nukleus). Kemudian, pada tahun 1835, seorang biolog asal Prancis, Felix Dujardin, menemukan isi dalam rongga sel yang disebut sarcode. Johannes Purkinje, seorang peneliti, mengganti istilah sarcode menjadi protoplasma untuk menyebut bahan embrional dalam sel. Pada tahun 1805, Hugo Von Mohl mengungkapkan bahwa protoplasma merupakan substansi hidup dalam sel. Martin Schleiden kemudian menyatakan bahwa sel adalah protoplasma beserta inti, dan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Pendapat ini dikenal sebagai teori protoplasma. Selanjutnya, Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel, yang berarti sel merupakan unit pertumbuhan. Berdasarkan penemuan dan pendapat para ilmuwan tersebut, akhirnya teori sel terbentuk dengan beberapa poin penting. Pertama, sel merupakan unit struktur terkecil makhluk hidup. Kedua, sel merupakan unit fungsional terkecil makhluk hidup. Dan ketiga, sel merupakan unit herediter makhluk hidup. Dengan demikian, penemuan sel oleh ilmuwan telah memberikan pemahaman yang mendalam tentang struktur dan fungsi kehidupan. Sel juga menjadi dasar dalam memahami proses pertumbuhan dan pewarisan sifat pada makhluk hidup.