Kisah Cinta dan Peringatan dari Untu Wa Ode

Dahulu kala, di sebuah desa di daerah pantai, hiduplah sebuah keluarga yang sangat sederhana. Setiap hari, mereka mencari kerang, ikan, dan barang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Suatu hari, ibu sedang hamil, dan ketika ia sudah cukup tua, ia melahirkan. Ia melahirkan dua bayi, satu manusia dan yang lainnya adalah seekor octopus. Kabar kelahiran octopus menyebar dari mulut ke mulut hingga ke telinga penguasa negara. Ia kemudian mengirimkan salah satu pengawasnya untuk menyelidiki apakah bayi octopus lahir di negara mereka. "Benar-benar," kata pengawas. "Itu benar-benar." Sebuah pertemuan diadakan untuk membahas masalah kelahiran octopus. Berdasarkan pertemuan ini, putus asa untuk membuang bayi octopus ke laut untuk mencegah bencana yang bisa terjadi pada seluruh penduduk desa. Ketika bayi octopus hampir dibuang ke laut, berbagai tawaran disiapkan untuk diangkut bersama bayi octopus. Suatu hari, ayah pergi ke laut untuk memancing. Ketika ia melempar joran, pancing terperangkap pada sesuatu. Ia kemudian menyelam untuk melihat di mana pancing terperangkap. Tiba-tiba, ia terasa seperti telah masuk ke rumah yang bagus. Kemudian ia disambut oleh seorang wanita yang cantik yang mengklaim bahwa ia adalah anak biologisnya. Nama bayinya adalah Wa Ode. "Saya adalah anakmu," katanya. Di bawah laut, ayah tampak hidup di darat, mereka makan dan minum, setelah itu ayah bertanya izin untuk kembali ke darat. "Saya akan pergi pulang. Jika tidak, keluarga dan penduduk desa akan kesulitan," kata ayah kepada putus asa dan keluarga di laut. "Tidak, ayah, tetap saja tinggal di sini," jawab Wa Ode. "Tidak, saya harus pulang," jelaskan ayah. Jadi, Wa Ode hanya bisa mengingat keluarganya di Waha. Jadi, ayah pulang dengan banyak ikan. Tetapi Wa Ode berkata kepada ayahnya, "Ayah, tolong ceritakan kepada keluarga dan penduduk desa di Waha tidak merusak desa kami, karang, ada banyak anak-anak yang bermain. Lihat! Desa kami cantik. Jika keluarga dari Waha merusak desa kami, karang ini, maka kami akan memberi hukuman kepada mereka." Ketika ayah berhenti berbicara, Wa Ode mengingatkannya lagi, "Ayah, sekali lagi ceritakan kepada keluarga dan penduduk desa di Waha tidak merusak desa kami!" Ketika ia pulang ke pantai, ia diiringi oleh seekor octopus. Ketika ayah pulang, semua penduduk desa menangis karena ia belum pulang dari laut selama tiga hari dan tiga malam. Kemudian ayah menceritakan pesan Wa Ode tentang tidak merusak karang dan laut di sekitar Untu Wa Ode. Dari cerita ini, kita dapat belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai keindahan alam. Seperti yang dilakukan oleh Wa Ode, kita harus mengingatkan orang lain tentang bahaya merusak lingkungan dan bagaimana itu dapat mempengaruhi kita dan generasi masa depan. Dengan mengambil tindakan dan berpartisipasi dalam upaya untuk melindungi lingkungan, kita dapat memastikan bahwa kita meninggalkan dunia yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.