Menjelajahi Keheningan Malam **

Udara dingin menusuk kulitku saat aku terbangun. Jam di dinding menunjukkan pukul 03:17. Cahaya remang-remang dari lampu jalan menerobos celah gorden, menciptakan pola abstrak di dinding kamar. Keheningan malam menyelimuti seisi rumah, hanya diiringi suara dengkuran halus dari kamar sebelah. Aku terduduk di ranjang, pikiran melayang ke berbagai hal. Hari ini terasa begitu jauh, seperti mimpi yang samar-samar. Malam ini, dunia luar tertidur lelap, sementara aku terjaga, merasakan keheningan yang menenangkan. Aku membuka jendela, menghirup udara malam yang segar. Bintang-bintang berkelap-kelip di langit, seperti berlian yang tersebar di atas kain beludru hitam. Angin sepoi-sepoi berbisik, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Dalam keheningan malam, aku merasakan ketenangan yang tak terlukiskan. Pikiran-pikiran yang biasanya berputar-putar di kepalaku, kini terhenti. Aku merasa terhubung dengan alam semesta, merasakan energi yang mengalir di sekelilingku. Saat fajar mulai mengintip di ufuk timur, aku kembali ke tempat tidur. Matahari perlahan-lahan muncul, menyapa dunia dengan sinarnya yang hangat. Aku tertidur kembali, membawa ketenangan malam dalam hatiku. Wawasan:** Bangun tidur di tengah malam, meskipun awalnya terasa mengganggu, bisa menjadi momen untuk merenung dan merasakan kedamaian yang tak ternilai. Keheningan malam memberikan kesempatan untuk terhubung dengan diri sendiri dan alam semesta, menemukan ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan.