Korupsi: Drama Tiga Babak yang Menghancurkan Demokrasi **

Korupsi, seperti drama tiga babak, merupakan ancaman serius bagi demokrasi. Babak pertama, "Pencurian Kekuasaan," dimulai dengan individu atau kelompok yang memanfaatkan posisi kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Mereka mencuri sumber daya publik, mengabaikan kepentingan rakyat, dan menggerogoti kepercayaan terhadap sistem pemerintahan. Babak kedua, "Kerusakan Institusi," memperlihatkan dampak buruk korupsi terhadap lembaga-lembaga negara. Ketidakpercayaan terhadap sistem hukum, birokrasi yang lamban, dan ketidakadilan yang merajalela menjadi norma. Demokrasi terancam karena rakyat kehilangan akses terhadap keadilan dan hak-hak dasar mereka. Babak terakhir, "Kemerosotan Moral," menggambarkan bagaimana korupsi meracuni nilai-nilai moral masyarakat. Kejujuran, integritas, dan tanggung jawab menjadi barang langka. Masyarakat terpecah belah, dan rasa optimisme terhadap masa depan memudar. Korupsi bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah moral. Untuk melawannya, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah, lembaga penegak hukum, hingga masyarakat. Pendidikan, transparansi, dan akuntabilitas menjadi kunci untuk mencegah korupsi dan membangun demokrasi yang kuat dan berkelanjutan. Wawasan:** Korupsi adalah penyakit yang mematikan bagi demokrasi. Jika tidak ditangani dengan serius, drama tiga babak ini akan terus berlanjut, dan demokrasi akan semakin terpuruk.