Serangan di Tengah Latihan **

Matahari sore menyinari halaman istana, menerangi latihan panah Putri Shani. Gerakannya lincah, panah-panah meluncur tepat sasaran. Putri Ria, kakaknya, mengamati dengan bangga. Tiba-tiba, seorang pria berpakaian sederhana berlari menerobos pagar halaman. Wajahnya dipenuhi amarah, matanya melotot tajam. "Hentikan!" teriaknya, suara itu bergetar karena emosi. Putri Shani terkejut, panahnya terjatuh. Belum sempat dia bereaksi, pria itu sudah menerjang. Sebuah pukulan keras mendarat di lengan Putri Ria yang sedang melindungi adiknya. Darah segar mengalir deras, menodai baju putihnya. Putri Ria menjerit, rasa sakit menusuk tulang. Dia langsung berlari ke dalam istana, mencari bantuan. Raja dan Ratu, yang sedang berdiskusi di ruang kerja, terkejut melihat putri mereka dalam keadaan terluka. "Siapa yang berani menyerangmu, Ria?" tanya Raja dengan suara bergetar. "Dia... dia orang Inggris, Yang Mulia," jawab Putri Ria, suaranya terengah-engah. "Dia membenciku, dan menyerang Shani karena aku." Ratu memeluk erat putri mereka, air matanya mengalir. "Tenanglah, Ria. Kami akan mencari tahu siapa pelakunya dan menghukumnya dengan setimpal." Kejadian ini mengguncang istana. Raja dan Ratu langsung memerintahkan penyelidikan. Mereka bertekad untuk mengungkap motif penyerangan dan melindungi putri-putri mereka. Wawasan:** Serangan ini bukan hanya tindakan kekerasan, tetapi juga sebuah ancaman terhadap keamanan dan stabilitas kerajaan. Raja dan Ratu harus bertindak tegas untuk menjaga perdamaian dan melindungi rakyatnya.