Mengatasi Kanker Serviks: Pentingnya Skrining dan Strategi Pemerintah

Kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi bagi wanita di Indonesia, dengan 70% penderita yang terlambat didiagnosis. Menurut Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada wanita di negara ini. Namun, meskipun kanker serviks dapat diobati dengan efektif jika didiagnosis dini, banyak wanita yang meninggal karena penyakit tersebut. Pentingnya skrining kanker serviks tidak dapat disangkal. Skrining dapat membantu mendeteksi kanker serviks pada tahap awal, ketika masih lebih mudah diobati. Dengan melakukan skrining, wanita dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Kanker Serviks untuk Indonesia (2023-2030), dengan prioritas utama adalah skrining kanker serviks. Selain skrining, pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah lain untuk mengatasi masalah kanker serviks. Salah satunya adalah melalui vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi HPV telah dilaksanakan pada anak-anak perempuan usia sekolah di beberapa daerah, termasuk pilot project vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan perawatan yang adekuat untuk kanker serviks di Indonesia. Dengan mengambil langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat membuat kanker serviks sebagai penyakit masa lalu dan memastikan bahwa setiap wanita, tanpa memandang demografi sosial ekonomi, dapat hidup sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks. Dengan melakukan skrining dan mengambil tindakan pencegahan lainnya, kita dapat mengurangi angka kematian kanker serviks di Indonesia dan memberikan wanita masa depan yang lebih sehat dan bahagia.