Pengaruh Pola Tanam Terhadap Kepadatan Populasi Hama P. xylostella pada Sawi Pakcoy

Pendahuluan: Pada penelitian ini, kami akan membahas pengaruh pola tanam terhadap kepadatan populasi hama P. xylostella pada tanaman sawi pakcoy. Kami akan melihat bagaimana pola tanam monokultur sawi pakcoy dan pola tanam tumpangsari dengan tanaman kemangi mempengaruhi kepadatan populasi hama ini. Bagian: ① Pengamatan kepadatan populasi P. xylostella pada sawi pakcoy umur 21 - 35 HST menunjukkan bahwa pola tanam monokultur memiliki kepadatan populasi tertinggi, sedangkan pola tanam kemangi - pakcoy memiliki kepadatan populasi yang lebih rendah. ② Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa hama P. xylostella mulai muncul pada sawi pakcoy pada umur 21 HST dan pertumbuhan larva terus meningkat hingga 35 HST. ③ Perlakuan pola tanam monokultur sawi pakcoy (P0) memiliki kepadatan populasi P. xylostella yang tinggi karena tidak ada perlakuan yang dilakukan pada pola tanam ini, sehingga menarik imago untuk berkembang biak dan meletakkan telur. Perlakuan pola tanam kemangi memiliki kepadatan populasi yang rendah karena adanya tanaman kemangi yang mengeluarkan senyawa kimia repellent yang mengurangi jumlah peletakkan telur oleh imago. ④ Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari dengan tanaman penghalang seperti kemangi dapat mempengaruhi kepadatan dan intensitas P. xylostella pada tanaman sawi. Hal ini disebabkan oleh gangguan visual dan pembentukan metabolit sekunder yang menghambat kolonisasi serangga pada tanaman inang. Kesimpulan: Pola tanam memiliki pengaruh signifikan terhadap kepadatan populasi hama P. xylostella pada sawi pakcoy. Pola tanam monokultur sawi pakcoy memiliki kepadatan populasi yang tinggi, sedangkan pola tanam tumpangsari dengan tanaman kemangi memiliki kepadatan populasi yang rendah. Pola tanam tumpangsari dengan tanaman penghalang seperti kemangi dapat menjadi pilihan yang efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman sawi.