Mengapa Kita Perlu Menerima Perbedaan dan Membangun Persahabatan **

Shanisa, tokoh dalam cerpen "Teman Pertama" karya Nadira Erwanto, menggambarkan realitas pahit yang dialami banyak siswa: dikucilkan dan dijauhi karena perbedaan. Kisah Shanisa mengingatkan kita bahwa membangun persahabatan sejati bukan hanya tentang kesamaan, tetapi juga tentang menerima perbedaan dan membangun empati. Perbedaan latar belakang, status sosial, atau bahkan rumor yang beredar tidak seharusnya menjadi penghalang untuk menjalin persahabatan. Setiap individu memiliki nilai dan potensi yang unik. Shanisa, meskipun berasal dari panti asuhan, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan teman dan diterima di lingkungan sekolah. Membangun persahabatan yang kuat membutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menyapa orang baru. Kita perlu belajar untuk melihat kebaikan dan potensi dalam diri setiap orang, terlepas dari latar belakang mereka. Menjadi teman yang baik berarti menunjukkan sikap empati dan pengertian. Kita perlu belajar untuk mendengarkan, memahami, dan mendukung teman kita, bahkan ketika mereka berbeda dengan kita. Kisah Shanisa mengajarkan kita bahwa persahabatan sejati dibangun di atas dasar penerimaan, empati, dan saling menghargai. Kita semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan penuh kasih sayang, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai. Wawasan:** Menjadi teman yang baik bukan hanya tentang kesenangan bersama, tetapi juga tentang memberikan dukungan dan kasih sayang kepada orang lain, terutama ketika mereka membutuhkannya. Mari kita belajar dari Shanisa dan membangun persahabatan yang kuat berdasarkan penerimaan dan empati.