Kekerasan dalam Kehidupan Sehari-hari: Mengenal Ciri-ciri dan Dampakny

Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBEI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan sering kali dikaitkan dengan tindakan melukai orang lain dengan sengaja, yang sering disebut sebagai kekerasan langsung (direct violence). Namun, kekerasan juga mencakup tindakan-tindakan seperti mengekang, mengurangi atau meniadakan hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan meneror orang lain, yang disebut sebagai kekerasan tidak langsung (indirect violence). Ciri-ciri kekerasan dapat membantu kita mengidentifikasi tindakan kekerasan dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Beberapa ciri-ciri kekerasan antara lain: 1) Perubahan perilaku dan kemampuan belajar: Korban kekerasan seringkali menunjukkan perubahan perilaku dan kesulitan dalam belajar. Mereka mungkin menjadi lebih tertutup atau agresif, dan kesulitan dalam memusatkan perhatian saat belajar. 2) Tidak memperoleh bantuan untuk masalah fisik dan kesehatan: Orang yang menjadi korban kekerasan seringkali tidak mendapatkan bantuan yang seharusnya mereka terima untuk masalah fisik dan kesehatan. Mereka mungkin tidak mendapatkan perawatan medis yang diperlukan atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua atau penjaga mereka. 3) Gangguan belajar atau kesulitan berkonsentrasi: Kekerasan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan berkonsentrasi. Korban kekerasan seringkali mengalami gangguan belajar atau kesulitan dalam memusatkan perhatian saat belajar. 4) Curiga dan siaga terhadap orang lain: Orang yang menjadi korban kekerasan seringkali menjadi curiga dan siaga terhadap orang lain. Mereka mungkin merasa tidak aman dan tidak percaya terhadap orang-orang di sekitar mereka. 5) Kurangnya pengarahan dari orang tua: Salah satu ciri kekerasan adalah kurangnya pengarahan dari orang tua. Orang tua yang tidak memberikan pengarahan yang cukup kepada anak-anak mereka dapat meningkatkan risiko kekerasan. 6) Mengeluh, pasif, atau menghindar: Korban kekerasan seringkali mengeluh, menjadi pasif, atau mencoba menghindar dari situasi yang berpotensi berbahaya. Mereka mungkin merasa tidak berdaya atau tidak memiliki kontrol atas kehidupan mereka. 7) Kehadiran yang tidak konsisten: Orang yang menjadi korban kekerasan seringkali datang ke sekolah atau tempat aktivitas lebih awal dan pulang terakhir, bahkan seringkali enggan pulang ke rumah. Kehadiran yang tidak konsisten ini dapat menjadi tanda adanya masalah di rumah atau di lingkungan sekitar mereka. Mengenali ciri-ciri kekerasan dapat membantu kita untuk lebih peka terhadap tindakan kekerasan dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Dengan memahami dampak kekerasan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan.