Tindakan Awal pada Kasus Tidak Lepasnya Plasenta setelah Persalinan

Setelah seorang perempuan melahirkan, proses kelahiran plasenta biasanya terjadi dengan lancar. Namun, dalam beberapa kasus, plasenta tidak lepas dengan sendirinya setelah bayi lahir. Hal ini dapat menjadi situasi yang mengkhawatirkan dan memerlukan tindakan awal yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam kasus yang disebutkan, seorang perempuan melahirkan di BPM pada pukul 18.00 WIB. Satu menit setelah bayi lahir, diberikan oksitosin 10u IM. Namun, pada pemeriksaan yang dilakukan pada pukul 18.15 WIB, tidak terlihat tanda-tanda lepasnya plasenta. Pemberian oksitosin 10u IM dilakukan lagi pada pukul 18.30 WIB, namun tanda-tanda lepasnya plasenta juga tidak terlihat. Dalam situasi seperti ini, tindakan awal yang harus dilakukan adalah manual plasenta. Manual plasenta adalah prosedur medis di mana plasenta yang tidak lepas diangkat secara manual oleh tenaga medis. Prosedur ini dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan teknik yang steril untuk menghindari infeksi dan komplikasi lainnya. Tindakan manual plasenta dilakukan dengan memasukkan tangan ke dalam rahim melalui vagina dan mengangkat plasenta secara perlahan. Prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman untuk meminimalkan risiko dan memastikan keberhasilan prosedur. Selain manual plasenta, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah massase fundus uteri. Massase fundus uteri adalah teknik pijat ringan pada bagian atas rahim untuk merangsang kontraksi dan membantu lepasnya plasenta. Namun, dalam kasus yang disebutkan, tindakan manual plasenta lebih disarankan karena plasenta tidak lepas setelah pemberian oksitosin kedua. Pada kasus ini, tindakan seperti kateterisasi atau pemasangan infuse tidak relevan karena tidak berkaitan langsung dengan masalah tidak lepasnya plasenta. Eksplorasi ke dalam cavum juga tidak diperlukan karena tidak ada indikasi adanya komplikasi lain yang memerlukan tindakan tersebut. Dalam kesimpulan, tindakan awal yang harus dilakukan pada kasus tidak lepasnya plasenta setelah persalinan adalah manual plasenta. Tindakan ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman untuk memastikan keberhasilan prosedur dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.