Perjalanan Pendidikan Sutan Takdir Alisjahbana: Dari HIS hingga Universitas Nasional

Sutan Takdir Alisjahbana, seorang tokoh sastra dan pendidikan Indonesia yang terkenal, menempuh pendidikan dasar di HIS Bengkulu. Setelah menyelesaikan HIS, ia melanjutkan pendidikan ke Kweekschool di Bukittinggi, kemudian pindah ke Lahat dan Muara Enim. Pada tahun 1925-1928, ia mengejar pendidikan guru di Hogere Kweekschool (HKS) Bandung. Tahun 1931, ia mengikuti pendidikan di Hoofdacte Cursus Jakarta, yang juga merupakan program pendidikan guru, dan menyelesaikan program tersebut pada tahun 1933. Pada tahun 1937, Sutan Takdir Alisjahbana mengikuti kuliah di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan menyelesaikan programnya pada tahun 1942. Selain itu, pada tahun 1940, ia mengikuti program studi Ilmu Bahasa Umum, Filsafat Asia Timur di Fakultas Sastra, Universiteit van Indonesie, dan menyelesaikan program tersebut pada tahun 1942. Pada tahun 1979, Sutan Takdir Alisjahbana menerima gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia, dan pada tahun 1987, ia menerima gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia. Sutan Takdir Alisjahbana memulai kariernya sebagai guru sekolah dasar (Hollandsch Inlandsche School) di Palembang, Sumatra Selatan, pada tahun 1928-1929. Setelah dua tahun mengajar, ia pindah ke Jakarta pada tahun 1930. Selama kariernya, Sutan Takdir Alisjahbana menjabat sebagai redaktur kepala di Penerbit Balai Pustaka dan kepala majalah Pandji Poestaka dari tahun 1930 hingga 1942. Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia di Jakarta. Selama tahun-tahun itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Komisi Bahasa Indonesia. Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan dan menjadi guru dan direktur SMA Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan. Pada tahun 1946-1948, Sutan Takdir Alisjahbana mengajar di Universitas Indonesia untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, Sastra, dan Sejarah Kebudayaan. Setelah mendirikan Universitas Nasional, ia menjabat sebagai rektor universitas tersebut. Selain itu, ia menjabat sebagai guru besar luar biasa di Akademi Luar Negeri, Jakarta, guru besar di Universitas Andalas, dan guru besar di Akademi Jurnalistik. Perjalanan pendidikan Sutan Takdir Alisjahbana adalah contoh dari dedikasinya terhadap pendidikan dan sastra. Ia telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan dan sastra Indonesia, dan warisannya masih terus mempengaruhi generasi yang akan datang.