Fase-fase Bencana dan Permasalahan dalam Penanggulanganny

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada tiga fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu fase pre impact, impact, dan post impact. Pada fase pre impact, tahap awal dari bencana, informasi tentang bencana didapatkan dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Pada fase ini, persiapan yang baik harus dilakukan oleh pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana. Pada fase ini, manusia berusaha bertahan hidup dengan sekuat tenaga. Fase impact terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan darurat dilakukan. Fase post impact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat. Pada fase ini, masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal. Secara umum, pada fase post impact, para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari penolakan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), hingga penerimaan (acceptance). Namun, dalam penanggulangan bencana, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat pemerintah di daerah. Beberapa permasalahan tersebut antara lain: 1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya. Masyarakat dan aparat pemerintah seringkali kurang memahami karakteristik bahaya yang dapat menyebabkan bencana. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksiapan dalam menghadapi bencana. 2. Sikap atau perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas Sumber Daya Alam (SDA). Sikap atau perilaku yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan menurunnya kualitas SDA, sehingga meningkatkan risiko terjadinya bencana. 3. Kurangnya informasi atau peringatan dini. Ketidaksiapan dalam menghadapi bencana seringkali disebabkan oleh kurangnya informasi atau peringatan dini yang tepat waktu. Informasi dan peringatan dini yang akurat dan cepat dapat membantu masyarakat dan aparat pemerintah untuk melakukan persiapan yang lebih baik. 4. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. Masyarakat dan aparat pemerintah seringkali menghadapi kendala dalam menghadapi ancaman bahaya. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan ini dapat menghambat upaya penanggulangan bencana. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan upaya yang lebih serius dan terkoordinasi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Peningkatan pemahaman tentang karakteristik bahaya, perubahan sikap dan perilaku yang ramah lingkungan, peningkatan akses terhadap informasi dan peringatan dini, serta peningkatan kapasitas dalam menghadapi ancaman bahaya menjadi kunci dalam penanggulangan bencana yang efektif.