Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto Meningkatkan Persentase DBH Migas untuk Masyarakat Blor

Pendahuluan: Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, telah melakukan studi banding untuk meningkatkan persentase DBH Migas untuk masyarakat Blora. Dalam studi bandingnya, ia berkolaborasi dengan Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro dan Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan. Siswanto bertemu dengan pihak penting dan melakukan lobby dengan Kementerian ESDM, Dewan Energi Nasional, dan DPRD Bojonegoro.

Bagian 1: Meningkatkan Persentase DBH Migas

Siswanto mengatakan bahwa sebelum tahun 2020, total pendapatan dari DBH Migas, PAD melalui PT BPH, dan PAD melalui PT BPE masih dibawah Rp 40 miliar. Sekarang, ia optimis bahwa mereka dapat mendapatkan lebih dari Rp 200 miliar setiap tahun. Untuk meningkatkan persentase DBH Migas, mereka dapat melakukan negosiasi ulang dengan PT BPH dan mitra kerjanya agar DBH yang masuk PAD bisa lebih tinggi, lebih dari Rp 79 miliar.

Bagian 2: Potensi Blora untuk Meningkatkan Persentase Migas

Tavip Rubiyanto, Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri, mendukung apa yang diperjuangkan oleh pemkab Blora. Ia mengatakan bahwa Blora memang memiliki potensi untuk meningkatkan persentase migasnya. Untuk saat ini, biarkan bergulir jika mau JR, tetapi yang paling logis adalah melihat persentase lifting naik. Ini akan meningkatkan bagi hasil daerah.

Bagian 3: Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Siswanto juga mengatakan bahwa dari tiga sumber atau kelompok pendapatan itu, masih bisa ditingkatkan. Dengan meningkatkan DBH Migas, mereka dapat meningkatkan PAD melalui PT BPH dan PT BPE. Ini akan membantu meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Blora.

Bagian 4: Menciptakan Definisi Daerah Penghasil

Siswanto juga mengatakan bahwa mereka sedang berusaha untuk mengubah definisi daerah penghasil melalui Undang-Undang HKPD. Ini akan membantu mereka memahami dampak dari pengolahan migas dan meningkatkan persentase DBH Migas.

Kesimpulan: Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, telah melakukan studi banding untuk meningkatkan persentase DBH Migas untuk masyarakat Blora. Dengan berkolaborasi dengan Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro dan Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan, ia bertemu dengan pihak penting dan melakukan lobby dengan Kementerian ESDM, Dewan Energi Nasional, dan DPRD Bojonegoro. Siswanto optimis bahwa mereka dapat mendapatkan lebih dari Rp 200 miliar setiap tahun dengan meningkatkan DBH Migas dan meningkatkan PAD melalui PT BPH dan PT BPE. Mereka juga sedang berusaha untuk mengubah definisi daerah penghasil melalui Undang-Undang HKPD.