Sistem Ekonomi di Indonesia: Antara Kapitalisme, Sosialisme, dan Pancasil

Sistem ekonomi adalah cara sebuah negara mengatur jenis produk yang dihasilkan, menghasilkan barang tersebut, dan mendistribusikannya kepada masyarakat. Penentuan sistem ekonomi tidak dapat dilepaskan dari ideologi yang diyakini oleh negara. Dalam konteks ini, Indonesia telah mengalami perubahan sistem ekonomi sejak merdeka hingga saat ini.

Pada awal kemerdekaan, para pemimpin Indonesia berusaha merumuskan kembali sistem ekonomi yang dianggap ideal dengan kondisi bangsa. Salah satu konsep yang diusulkan adalah Sistem Ekonomi Kerakyatan oleh Muhammad Hatta. Namun, karena gejolak politik yang membuat Presiden Sukarno sangat berkuasa, Indonesia menerapkan Sistem Ekonomi Etatisme yang didominasi oleh negara.

Setelah rejim Orde Lama ditumbangkan, pemerintah Orde Baru mengadopsi "trilogi pembangunan" yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi, dan pemerataan pembangunan. Meskipun pemerintah selalu mengklaim tidak menerapkan Sistem Ekonomi Kapitalis, tetapi pada praktiknya Indonesia telah melakukan berbagai liberalisasi ekonomi yang tidak berpihak pada ekonomi rakyat.

Saat ini, sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia bersifat dualisme. Pemerintah mengambil kebijakan ala sistem kapitalisme, sementara sebagian besar rakyat mempraktikkan Sistem Ekonomi Kerakyatan. Model dualisme ekonomi ini berpengaruh dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan penyusunan strategi pembangunan.

Namun, sudah seharusnya Indonesia menggunakan Sistem Ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila didasarkan pada pemikiran bahwa sistem ekonomi sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai, dan sosial-budaya masyarakat di mana sistem itu dikembangkan. Terdapat lima prinsip penerapan Sistem Ekonomi Pancasila.

Pertama, roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral. Kedua, ada kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial, yaitu tidak membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Ketiga, semangat nasionalisme ekonomi; dalam era globalisasi, semakin jelas adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan mandiri. Keempat, demokrasi ekonomi berdasarkan kerakyatan. Kelima, keadilan sosial ekonomi sebagai landasan utama dalam pembangunan ekonomi.

Dalam konteks Indonesia, penerapan Sistem Ekonomi Pancasila akan memberikan landasan yang kuat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam sistem ekonomi, Indonesia dapat mengatasi dualisme ekonomi yang ada dan mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kesimpulan, sistem ekonomi di Indonesia telah mengalami perubahan sejak merdeka hingga saat ini. Dari Sistem Ekonomi Etatisme pada era Orde Lama hingga liberalisasi ekonomi pada era Orde Baru, Indonesia saat ini menghadapi dualisme ekonomi antara kebijakan pemerintah yang cenderung kapitalis dan praktik ekonomi rakyat yang lebih mengarah pada Sistem Ekonomi Kerakyatan. Namun, dengan mengadopsi Sistem Ekonomi Pancasila, Indonesia dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.