Ketegangan Cinta di Tengah Pilkad

Di tengah hiruk-pikuk pemilihan kepala daerah Kabupaten Maybrat, kisah cinta Mia dan Yakop menjadi sorotan. Mereka telah menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengan penuh kebahagiaan. Namun, saat pilkada mendatang tiba, pilihan politik mereka berseberangan; Mia adalah pendukung setia calon nomor urut tiga (Musa), sementara Yakop memilih calon nomor urut satu (Korza). Awalnya, perbedaan ini tampak sepele bagi keduanya. Momen-momen indah dari perjalanan cinta mereka dipenuhi tawa dan harapan akan masa depan bersama yang cerah. Tetapi seiring waktu berlalu, ketegangan mulai muncul dalam pandangan masing-masing. Setiap percakapan semakin berat mengenai politik mengganggu keintiman yang pernah ada antara mereka. Rasa frustrasi menyelimuti hati Mia dan Yakop karena tidak dapat menemukan titik temu meskipun saling mencintai. Dalam situasi seperti ini penting untuk memahami bahwa perbedaan pendapat merupakan hal biasa dalam sebuah hubungan—terutama ketika melibatkan isu-isu besar seperti politik lokal atau nasional. Komunikasi terbuka sangat diperlukan agar pasangan bisa tetap menghargai sudut pandang satu sama lain tanpa harus merusak ikatan emosional yang sudah terjalin kuat. Akhirnya keputusan sulit harus diambil oleh Yakop untuk pergi selamanya demi menjaga keharmonisan diri sendiri serta rasa hormat terhadap pilihan hidup pasangannya itu juga sebagai bentuk pengorbanan atas nama cinta sejati walaupun terasa pahit pada akhirnya. Kisah ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika emosi manusia terutama saat menghadapi tantangan eksternal sekaligus menunjukkan kekuatan kasih sayang melalui kesediaan melepaskan jika memang itulah jalan terbaik bagi kedua belah pihak. Selamat tinggal kepada kenanga manis kita!