Filosofi Seni Tari dalam Pengasuhan Anak

Dalam sebuah tarian, harus memenuhi tiga dasar tari atau kriteria, yang menjadikan tarian itu menarik. Menarik sebagai seni yang sarat estetika, yang merupakan tontonan berkarakter Indonesia. Ketiga dasar itu dikenal dengan filosofi seni tari, yaitu wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga berarti raga atau penampilan gerakan para penari. Wirama adalah irama atau gerakan agar selaras untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan wirasa adalah penjiwaan, penghayatan, dan pengekspresian gerak dalam tari. Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, menjadikan ketiga itu sebagai filosofi dalam pengasuhan anak. Utamanya dalam mengawal tumbuh kembang seorang anak hingga dewasa. Ki Hadjar, dalam bukunya 'Pusara' terbitan 1940 menuliskan ketiga istilah tersebut. Dalam buku itu, Ki Hadjar menggunakan ketiga filosofi itu sebagai tingkatan jiwa dalam mengasuh dan mendidik anak. Dalam pengasuhan anak, wiraga dapat diartikan sebagai penampilan fisik anak. Sebagai orang tua, kita harus memperhatikan kesehatan dan kebugaran anak agar mereka dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, kita juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak dan beraktivitas fisik, seperti bermain dan berolahraga. Dengan demikian, anak akan memiliki raga yang sehat dan kuat. Wirama dalam pengasuhan anak mengacu pada keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus mengajarkan anak tentang pentingnya kerjasama, saling menghormati, dan menghargai perbedaan. Dengan mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak, mereka akan belajar untuk hidup dalam harmoni dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Wirasa dalam pengasuhan anak berhubungan dengan penjiwaan dan penghayatan. Kita harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni dan kreativitas. Misalnya, kita dapat mengajak mereka untuk menggambar, menari, atau bernyanyi. Dengan memberikan kesempatan ini, anak akan belajar untuk mengungkapkan perasaan dan emosi mereka dengan cara yang positif. Dalam kesimpulan, filosofi seni tari, yaitu wiraga, wirama, dan wirasa, dapat diaplikasikan dalam pengasuhan anak. Dengan memperhatikan penampilan fisik anak, menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri, kita dapat membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik.