Memahami Konsep Bangsa: Dari Keturunan hingga Kemauan Bersama **

Konsep "bangsa" merupakan topik yang kompleks dan terus berkembang. Meskipun sering dikaitkan dengan kesamaan keturunan, seperti yang tersirat dalam istilah "nation" (Inggris) dan "wangsa" (Sansekerta), pandangan ini telah dikritik oleh para ahli. Hans Kohn, seorang ahli sejarah dan politik, berpendapat bahwa faktor keturunan bukanlah penentu utama dalam membentuk sebuah bangsa. Ia menekankan pentingnya "kemauan bersama" sebagai faktor subjektif yang lebih menentukan. Ernest Renan, seorang sejarawan dan filsuf Prancis, mendukung pandangan Kohn dengan menyatakan bahwa "apa yang membuat sebuah bangsa bukanlah berbicara bahasa yang sama atau berasal dari kelompok etnis yang sama, melainkan telah melakukan hal-hal besar bersama di masa lalu dan ingin melakukan lebih banyak hal besar di masa depan." Berdasarkan pemahaman ini, konsep bangsa dapat dibagi menjadi dua pengertian: sosiologis-antropologis dan politis. Bangsa dalam pengertian sosiologis-antropologis merujuk pada persekutuan hidup masyarakat yang memiliki kesamaan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan ini disebut ikatan primordial, yang menyatukan mereka sebagai satu bangsa. Contohnya, di Indonesia, berbagai suku dan budaya yang memiliki kesamaan bahasa dan adat istiadat dapat dianggap sebagai satu bangsa. Bangsa dalam pengertian politis lebih menekankan pada aspek kemauan bersama dan tujuan bersama. Contohnya, Amerika Serikat, yang terdiri dari berbagai bangsa, dipersatukan oleh konstitusi dan cita-cita bersama untuk membangun negara yang merdeka dan demokratis. Kesimpulan:** Konsep bangsa tidak hanya ditentukan oleh faktor objektif seperti keturunan, tetapi juga oleh faktor subjektif seperti kemauan bersama dan tujuan bersama. Memahami konsep bangsa dengan perspektif yang lebih luas akan membantu kita untuk menghargai keragaman budaya dan memahami pentingnya persatuan dalam membangun bangsa yang kuat dan bermartabat.