Pemanfaatan Copper Slag dalam Beton dan Mortar

Pengolahan limbah tembaga di beberapa negara maju seperti Belgia telah menghasilkan copper slag sebagai produk sampingan. Di Indonesia, tambang tembaga seperti di Papua juga menghasilkan copper slag sebagai hasil dari proses refining. Copper slag ini mengandung silica oksida dan oksida lain yang berasal dari coal dan copper konsentrat itu sendiri. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggunakan copper slag sebagai pengganti sebagian semen dalam beton dan mortar. Penelitian oleh Edwin et al. menggunakan copper slag dengan variasi persentase 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortar dengan copper slag cenderung memiliki kekuatan tekan yang lebih tinggi daripada mortar tanpa copper slag. Hal ini disebabkan oleh reaksi hidrasi semen yang lebih lambat akibat penggunaan semen dengan kandungan C3A yang rendah. Pada umur lanjut, mortar dengan copper slag yang lebih halus memiliki kekuatan tekan yang lebih tinggi daripada mortar dengan copper slag yang lebih kasar. Penelitian lain oleh Al Jabri et al. menggunakan copper slag dari industri pertambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton dengan kandungan copper slag 5% memiliki kekuatan tekan yang lebih tinggi daripada beton tanpa copper slag. Namun, hasil yang tidak memuaskan diperoleh setelah copper slag diaktivasi dengan lime dan cement by-past dust (CBPD). Terjadi penurunan kekuatan tekan beton dibandingkan dengan beton tanpa copper slag. Namun, penggunaan copper slag dalam jumlah yang lebih rendah mungkin memiliki efek filler yang positif. Dalam kesimpulan, pemanfaatan copper slag dalam beton dan mortar dapat meningkatkan kekuatan tekan material tersebut. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan jumlah dan ukuran partikel copper slag yang optimal untuk mencapai hasil yang terbaik.