Dampak Sampah Makanan Terhadap Ketahanan Pangan Global

Menurut studi The Economist Intelligence Unit 1 pada 2016, Indonesia menjadi negara yang memproduksi sampah makanan nomor dua terbesar di dunia, dengan jumlah mencapai 300 kg per tahun. Data ini menunjukkan bahwa masalah sampah makanan merupakan isu yang serius di Indonesia. Bahkan, Indonesia mengungguli negara-negara dengan pendapatan kapita besar seperti Amerika Serikat yang membuang sampah makanan sebanyak 277 kg per tahun. Hanya Saudi Arabia yang mengalahkan Indonesia dengan produksi sampah makanan mencapai 427 kg per tahunnya. Data dari FAO3 juga mengungkapkan bahwa sebanyak 1,3 triliun ton limbah makanan terbuang setiap tahun di seluruh dunia, atau hampir 30 persen dari total produksi pangan dunia terbuang percuma. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memberi makan 800 juta orang miskin di dunia. Dalam konteks ini, setiap butir nasi sangat penting bagi orang yang kelaparan. Dampak dari sampah makanan ini sangat besar terhadap ketahanan pangan global. Selain membuang sumber daya yang berharga, sampah makanan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Proses pembuangan sampah makanan menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang sangat berbahaya. Selain itu, pembuangan sampah makanan juga menghabiskan air dan energi yang digunakan dalam produksi pangan. Untuk mengatasi masalah sampah makanan, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang mendorong pengurangan sampah makanan, seperti kampanye edukasi dan pengaturan sistem pengelolaan sampah yang efektif. Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mengurangi pemborosan makanan dan memanfaatkan sisa makanan dengan bijak. Dalam skala individu, setiap orang dapat berkontribusi dengan membeli makanan sesuai kebutuhan, menyimpan dan mengolah sisa makanan dengan baik, serta mendukung gerakan zero waste. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi sampah makanan dan berkontribusi pada ketahanan pangan global. Dalam kesimpulan, sampah makanan merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani. Dampaknya tidak hanya terbatas pada ketahanan pangan global, tetapi juga terhadap perubahan iklim dan penggunaan sumber daya alam. Oleh karena itu, upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan individu sangat penting untuk mengurangi sampah makanan dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.