Pengertian dan Peran Hukum Dasar dalam Penyelenggaraan Negar
Hukum dasar merupakan landasan hukum yang mengatur penyelenggaraan negara. Terdapat dua macam hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis (convensi). Dalam artikel ini, kita akan fokus pada pengertian dan peran hukum dasar tidak tertulis atau convensi dalam penyelenggaraan negara. Pengertian convensi adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis secara formal. Convensi tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar dengan aturan-aturan yang tertulis. Convensi juga bersifat sebagai pelengkap, yang memungkinkan adanya aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar. Convensi memiliki beberapa karakteristik penting. Pertama, convensi tidak mudah berubah dan berlaku saat diperlukan. Meskipun tidak tertulis, convensi memiliki kekuatan hukum yang diakui dalam praktek penyelenggaraan negara. Kedua, convensi merupakan aturan-aturan yang bisa ada dan dipelihara dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, penting untuk dicatat bahwa convensi tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Peran convensi dalam penyelenggaraan negara sangat penting. Convensi memberikan panduan dan aturan yang tidak tercantum secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar. Convensi juga membantu menjaga stabilitas dan kontinuitas dalam sistem politik dan hukum negara. Dengan adanya convensi, penyelenggaraan negara dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Dalam kesimpulan, hukum dasar tidak hanya terdiri dari hukum dasar tertulis, tetapi juga hukum dasar tidak tertulis atau convensi. Convensi memiliki peran penting dalam penyelenggaraan negara, sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek. Meskipun tidak tertulis, convensi memiliki kekuatan hukum yang diakui dan berjalan sejajar dengan Undang-Undang Dasar. Dengan adanya convensi, stabilitas dan efektivitas dalam penyelenggaraan negara dapat terjaga dengan baik.