Makna 'Menurut' dalam Al-Qur'an: Sebuah Tinjauan Semantik

Bahasa Arab, bahasa Al-Qur'an, kaya akan makna dan nuansa. Kata tunggal dapat memiliki beragam arti tergantung konteksnya. Salah satu kata yang menarik untuk diteliti adalah "menurut". Kata ini, yang sering kali diartikan sebagai "sesuai dengan" atau "berdasarkan", memiliki makna yang lebih dalam dan kompleks dalam Al-Qur'an.

Signifikansi "Menurut" dalam Memahami Wahyu

"Menurut" dalam Al-Qur'an sering kali muncul dalam konteks penyampaian wahyu. Frasa seperti "Katakanlah, 'Menurut Allah...'" atau "Apakah kamu akan bertanya kepada selain Allah, padahal Dia yang menurunkan kitab kepadamu menurut apa yang kamu ketahui?" menunjukkan bahwa "menurut" menandakan sumber otoritas dan kebenaran. Dalam hal ini, "menurut" menegaskan bahwa wahyu yang diterima Nabi Muhammad berasal langsung dari Allah, sehingga memiliki keabsahan mutlak.

"Menurut" sebagai Penegasan Kehendak dan Ilmu Allah

"Menurut" juga digunakan untuk menunjukkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak dan ilmu Allah. Ayat-ayat seperti "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah" atau "Dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya" menggambarkan bahwa "menurut" menegaskan bahwa segala sesuatu, baik besar maupun kecil, berada dalam kendali dan pengetahuan Allah.

"Menurut" dan Konsep Keadilan Ilahi

Dalam konteks keadilan Ilahi, "menurut" menekankan bahwa balasan Allah di akhirat akan diberikan sesuai dengan amal perbuatan manusia di dunia. Firman Allah, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya," menunjukkan bahwa "menurut" menjamin keadilan Allah dalam memberikan balasan. Setiap individu akan dihakimi "menurut" apa yang telah mereka perbuat.

"Menurut" sebagai Penekanan pada Keberagaman

Menariknya, "menurut" juga digunakan dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman. Ayat yang menyatakan, "Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku," menunjukkan bahwa "menurut" dapat diartikan sebagai pengakuan terhadap perbedaan keyakinan. Meskipun Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka.

Penggunaan kata "menurut" dalam Al-Qur'an memberikan lapisan makna yang kaya dan kompleks terhadap ayat-ayat suci. Kata ini tidak hanya berfungsi sebagai kata hubung, tetapi juga sebagai penegasan akan otoritas wahyu, kehendak Allah, keadilan Ilahi, dan bahkan penghargaan terhadap keberagaman. Memahami nuansa makna "menurut" membantu kita untuk mengapresiasi kedalaman dan keindahan pesan-pesan Al-Qur'an.