Proses Konvergen Antara Kerak Benua dan Kerak Samudra: Mengapa Terjadi Subduksi?

Dalam proses konvergen antara kerak benua dan kerak samudra, terjadi fenomena yang dikenal sebagai subduksi. Subduksi adalah proses di mana kerak samudra menyusup ke bawah dan kerak benua terangkat ke atas. Fenomena ini terjadi karena perbedaan kepadatan antara kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra terbentuk di dasar samudra melalui proses pembentukan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini terdiri dari batuan basaltik yang lebih padat dibandingkan dengan batuan granitik yang membentuk kerak benua. Kepadatan yang lebih tinggi pada kerak samudra menyebabkan lempeng ini cenderung tenggelam ke dalam mantel bumi saat bertemu dengan kerak benua. Saat lempeng samudra bertemu dengan lempeng benua, lempeng samudra yang lebih padat akan mulai menyusup ke bawah lempeng benua. Proses ini terjadi di zona subduksi, di mana lempeng samudra tenggelam ke dalam mantel bumi. Subduksi ini terjadi karena lempeng samudra yang lebih padat tidak dapat mengapung di atas lempeng benua yang lebih ringan. Selama proses subduksi, lempeng samudra yang tenggelam akan mengalami pemanasan dan pencairan di dalam mantel bumi. Proses ini menghasilkan magma yang kemudian naik ke permukaan bumi melalui jalur vulkanik. Inilah yang menyebabkan terbentuknya busur vulkanik di sepanjang zona subduksi. Di sisi lain, kerak benua yang terletak di atas lempeng benua akan terangkat ke atas akibat tekanan yang dihasilkan oleh subduksi lempeng samudra. Proses ini menghasilkan pegunungan dan patahan di daerah konvergensi antara kerak benua dan kerak samudra. Secara keseluruhan, proses konvergen antara kerak benua dan kerak samudra terjadi karena perbedaan kepadatan antara keduanya. Subduksi terjadi ketika kerak samudra yang lebih padat menyusup ke bawah kerak benua yang lebih ringan. Proses ini menghasilkan busur vulkanik dan pegunungan di daerah konvergensi.