Mawar Putih yang Layu **

** Senja menyapa dengan langit yang mendung, warna jingga yang biasanya menyapa hangat kini tergantikan oleh abu-abu pekat. Aroma bunga mawar putih yang dulu harum semerbak, kini hanya tercium samar, layu dan pudar. Dunia yang dulu penuh warna, kini terasa gelap dan dingin. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, aku terjebak dalam pusaran kekecewaan. Ego dan keserakahan manusia seakan mencengkeram erat, merampas keindahan dan kedamaian. Kesenangan dan kebahagiaan, yang dulu terasa begitu mudah, kini terasa begitu jauh. Aku merindukan dunia yang dulu, dunia yang penuh cinta dan kasih sayang. Dunia di mana bunga mawar putih masih bermekaran dengan indah, menebarkan aroma harum yang menenangkan jiwa. Aku merindukan dunia di mana senyum dan tawa masih mudah terukir di wajah, di mana rasa iba dan empati masih bersemayam di hati. Namun, realita berkata lain. Dunia yang kucintai kini berubah menjadi medan perang, di mana ego dan keserakahan menjadi senjata utama. Perang yang tak berujung, menghancurkan segalanya, menghancurkan mimpi, menghancurkan harapan. Aku bertanya-tanya, kemanakah cinta dan kasih sayang? Kemanakah rasa iba dan empati? Kemanakah cahaya yang dulu menerangi jalan? Di tengah kegelapan ini, aku masih berusaha untuk bertahan. Aku masih berusaha untuk menemukan secercah cahaya, setitik harapan, di tengah kehancuran dan keputusasaan. Aku percaya, di balik awan gelap, matahari masih bersinar. Aku percaya, di balik duri, bunga mawar putih masih bisa mekar kembali. Aku akan terus mencari, terus berjuang, untuk menemukan kembali dunia yang dulu, dunia yang penuh cinta dan kasih sayang. Aku akan terus menebarkan benih kebaikan, semoga suatu hari nanti, bunga mawar putih akan kembali bermekaran dengan indah, menebarkan aroma harum yang menenangkan jiwa.