Bayangan Marmer **

Senja menyapa kota dengan warna jingga yang memudar. Di studio seni yang sunyi, seorang seniman muda bernama Arga tengah menyelesaikan karyanya. Sebuah patung marmer yang menawan, dengan wajah yang begitu mirip dengan kekasihnya, Anya. Arga mencintai Anya dengan sepenuh hati. Namun, cinta itu berubah menjadi amarah ketika ia mendapati Anya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Rasa sakit dan kekecewaan menggerogoti jiwanya. Dalam keadaan kalut, Arga mencekik Anya hingga tewas. Ketakutan menguasai Arga. Ia tak ingin kehilangan Anya, tak ingin kehilangan cintanya. Ia memutuskan untuk menyembunyikan tubuh Anya dalam patung marmer yang sedang ia kerjakan. Dengan hati yang penuh penyesalan dan rasa bersalah, Arga mencampurkan abu tulang Anya ke dalam adonan marmer. Patung itu selesai. Anya, dalam bentuk marmer, berdiri tegak di tengah studio. Arga menatapnya dengan tatapan kosong. Ia merasa telah mengabadikan Anya, namun juga telah mengurungnya dalam penjara marmer. Setiap hari, Arga berbicara dengan patung Anya. Ia menceritakan tentang hari-harinya, tentang rasa penyesalannya, tentang cinta yang tak terlupakan. Namun, jawaban yang ia dapatkan hanyalah keheningan. Suatu malam, Arga terbangun dari mimpi buruk. Ia melihat Anya dalam mimpinya, matanya berkaca-kaca, menatapnya dengan penuh kesedihan. Arga terbangun dengan keringat dingin. Ia menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan besar. Ia telah membunuh cinta sejatinya dan mengurungnya dalam penjara marmer. Arga memutuskan untuk menyerahkan diri. Ia ingin menebus kesalahannya. Ia ingin Anya tenang, terlepas dari kenyataan bahwa ia telah mengurungnya dalam patung marmer. Saat polisi datang, Arga menunjuk patung marmer itu. "Di sini," katanya, "Di sini Anya berada." Arga dihukum atas perbuatannya. Namun, ia merasa lega. Ia telah mengungkap kebenaran dan membebaskan Anya dari penjara marmer. Catatan:** Cerita ini menggambarkan tragedi dan penyesalan yang mendalam. Arga, dalam kebutaan cintanya, melakukan kesalahan fatal. Ia mengurung Anya dalam patung marmer, sebuah simbol cinta yang berubah menjadi penjara. Kisah ini mengingatkan kita bahwa cinta yang obsesif dapat berujung pada kehancuran.