Perjuangan Perempuan dalam Masa Jahiliah

Pada masa jahiliah atau masa sebelum datangnya agama Islam, nasib perempuan sangatlah memprihatinkan. Mereka dianggap berada pada kelompok kelas dua dan posisinya sangat terbatas. Perempuan hanya dianggap sebagai objek hinaan kaum lelaki dan tugas mereka hanya berada di rumah serta harus melakukan pekerjaan kapan pun saat diperlukan. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan.

Salah satu contoh kekejaman terhadap perempuan pada masa jahiliah adalah praktik pembunuhan terhadap anak perempuan yang baru dilahirkan. Khalifah Umar bin Khattab mengungkapkan bahwa sebelum dirinya memeluk agama Islam, dia menganggap lahirnya seorang anak perempuan dalam sebuah keluarga, bagaikan 'aib' bagi keluarga tersebut. Apalagi jika mereka memiliki kedudukan terhormat dalam kelompok masyarakat. Oleh karena itu, untuk menutupi aibnya, anak perempuan yang baru dilahirkan harus dibunuh. Praktik ini menunjukkan betapa rendahnya posisi perempuan pada masa jahiliah.

Selain itu, kebiasaan berperang (Ayyamul Arab) juga menjadi faktor yang memperburuk nasib perempuan pada masa jahiliah. Masyarakat Arab pada saat itu beranggapan bahwa penguasa atau pemimpin suatu suku atau kabilah berarti tuan bagi mereka, dan rakyatnya harus selalu patuh kepada penguasa tersebut. Namun, antar kabilah seringkali saling bermusuhan dan sulit untuk bersatu. Hal ini dikarenakan adanya keegoisan antar kabilah dan rasa ingin menunjukkan kekuasaan masing-masing kabilah. Persengketaan seputar hewan ternak, padang rumput, atau sumber air seringkali menjadi pemicu peperangan dan permusuhan antar kabilah. Dalam situasi ini, perempuan menjadi korban yang tak berdaya dan terjebak dalam lingkaran kekerasan dan konflik.

Perjuangan perempuan dalam masa jahiliah sangatlah berat. Mereka harus menghadapi diskriminasi gender yang sistematis dan kekerasan yang merajalela. Namun, dengan datangnya agama Islam, perempuan mulai mendapatkan perlindungan dan hak-hak yang lebih baik. Agama Islam mengajarkan kesetaraan gender dan menghormati martabat perempuan. Perempuan memiliki peran penting dalam masyarakat dan memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Dalam konteks sejarah, perjuangan perempuan pada masa jahiliah menjadi tonggak penting dalam perjalanan perjuangan kesetaraan gender. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, perempuan pada masa sekarang memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan, pekerjaan, dan hak-hak lainnya. Semoga perjuangan perempuan terus berlanjut dan kesetaraan gender dapat tercapai sepenuhnya.