Adzan Dzuhur: Sejarah dan Maknanya bagi Warga Surabaya

Suara adzan berkumandang di tengah hiruk-pikuk Kota Surabaya. Di antara deru mesin dan kesibukan warga, lantunan panggilan sholat Dzuhur seakan menjadi jeda, pengingat akan kebesaran Sang Pencipta. Bagi warga Surabaya, adzan Dzuhur bukan sekadar penanda waktu sholat, melainkan juga bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas kota.

Gaung Adzan di Tengah Perjuangan Arek-Arek Suroboyo

Sejarah mencatat, suara adzan Dzuhur pernah menjadi penyemangat bagi Arek-Arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945. Di tengah gempuran tentara sekutu, suara muadzin yang mengumandangkan adzan Dzuhur dari Masjid Jami' Surabaya menjadi simbol perlawanan, membakar semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa heroik ini menjadi bukti nyata bagaimana adzan Dzuhur memiliki makna yang begitu dalam bagi warga Surabaya.

Simbol Toleransi dan Keberagaman

Surabaya dikenal sebagai kota dengan masyarakat yang majemuk. Berbagai etnis dan agama hidup berdampingan secara harmonis. Di tengah keberagaman ini, adzan Dzuhur menjadi simbol toleransi. Suara adzan yang berkumandang dari masjid-masjid di Surabaya tidak hanya didengar oleh umat Muslim, tetapi juga oleh seluruh warga Surabaya dari berbagai latar belakang. Hal ini menunjukkan bahwa adzan Dzuhur di Surabaya bukan hanya panggilan sholat, tetapi juga simbol kerukunan antar umat beragama.

Warisan Budaya yang Tetap Terjaga

Hingga kini, tradisi adzan Dzuhur tetap terjaga di Surabaya. Setiap hari, suara merdu muadzin berkumandang dari masjid-masjid, mushola, hingga surau-surau kecil di sudut kota. Tradisi ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Anak-anak diajarkan untuk menghargai adzan Dzuhur sebagai bagian dari budaya dan identitas mereka sebagai warga Surabaya.

Makna Mendalam dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagi warga Surabaya, adzan Dzuhur bukan hanya seruan sholat, tetapi juga pengingat akan nilai-nilai luhur. Lantunan adzan mengingatkan untuk senantiasa berbuat baik, menjauhi larangan, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Di tengah kesibukan dan rutinitas, adzan Dzuhur menjadi momen untuk berhenti sejenak, merenung, dan introspeksi diri.

Suara adzan Dzuhur yang terus berkumandang di Surabaya menjadi bukti nyata bagaimana sebuah tradisi keagamaan dapat menyatu dengan budaya dan identitas sebuah kota. Adzan Dzuhur bukan hanya panggilan sholat, tetapi juga simbol sejarah, toleransi, dan warisan budaya yang terus dijaga oleh warga Surabaya.