Mengenal Lebih Dekat Sel Elektrokimia: Dari Baterai hingga Aki **

Sel elektrokimia merupakan perangkat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai jenis sel elektrokimia, seperti baterai dan aki. Baterai merupakan sel elektrokimia yang dirancang untuk menghasilkan arus listrik secara spontan. Baterai memiliki berbagai jenis, seperti baterai alkaline, baterai perak oksida, dan baterai lithium. Baterai alkaline merupakan jenis baterai yang paling umum digunakan. Baterai ini memiliki anode yang terbuat dari logam seng (Zn) dan katode yang terbuat dari mangan dioksida ($MnO_2$) yang dicampur dengan KOH. Reaksi kimia yang terjadi pada baterai alkaline menghasilkan arus listrik dengan potensial sel sekitar 1,5 V. Baterai perak oksida memiliki anode yang terbuat dari logam seng (Zn) dan katode yang terbuat dari oksida perak ($Ag_2O$). Elektrolitnya berupa pasta yang mengandung KOH. Baterai perak oksida menghasilkan potensial sel yang lebih tinggi dibandingkan baterai alkaline, yaitu sekitar 1,34 V. Baterai ini sering digunakan pada perangkat elektronik kecil seperti jam tangan, kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Aki merupakan sel elektrokimia yang dapat diisi ulang. Aki memiliki anode yang terbuat dari logam timbel (Pb) dan katode yang terbuat dari logam timbel yang dilapisi $PbO_2$. Elektrolitnya adalah asam sulfat ($H_2SO_4$) dengan kadar sekitar 37%. Aki dapat menyimpan energi listrik dan melepaskannya kembali saat dibutuhkan. Kesimpulan:** Sel elektrokimia memiliki peran penting dalam kehidupan modern. Baterai dan aki merupakan contoh sel elektrokimia yang banyak digunakan dalam berbagai perangkat elektronik dan kendaraan. Mempelajari sel elektrokimia membantu kita memahami bagaimana energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan sebaliknya. Pengetahuan ini penting untuk mengembangkan teknologi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.