Analisis Selisih Bahan Baku dan Tenaga Kerja pada PT. Syahir

PT. Syahira adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi produk jadi. Pada tahun 2018, perusahaan ini berhasil memproduksi sebanyak 120.000 unit produk. Dalam proses produksi, PT. Syahira menggunakan bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 700.000 kg yang digunakan dalam proses produksi. Dalam menghasilkan produk, perusahaan menetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg per unit dengan harga standar Rp 2.150 per kg. Selain itu, perusahaan juga menetapkan standar efisiensi tenaga kerja langsung sebanyak 3 jam per unit dengan tarif upah standar Rp 2.400 per jam. Namun, kenyataan yang terjadi adalah harga bahan baku yang sebenarnya hanya Rp 2.100 per kg. Selain itu, jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi adalah sebanyak 360.000 jam dengan tarif upah sebesar Rp 2.500 per jam. Berdasarkan perbedaan antara standar dan kenyataan yang terjadi, kita dapat menghitung selisih bahan baku, selisih kuantitas bahan baku, selisih efisiensi tenaga kerja langsung, dan selisih tarif tenaga kerja langsung. Selain itu, kita juga dapat mencatat jumlah gain dan upah yang harus dibayar serta mengalokasikan selisih gaji dan upah tanpa memperhitungkan pajak. Dengan melakukan analisis terhadap selisih-selisih tersebut, PT. Syahira dapat mengevaluasi kinerja produksi mereka dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai selisih bahan baku dan tenaga kerja yang terjadi pada PT. Syahira.