Permukiman Kumuh di Kota Besar: Sebab dan Akibat

Permukiman kumuh biasanya terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan. Munculnya permukiman kumuh ini dipicu oleh tingginya arus urbanisasi. Banyak penduduk desa yang datang ke kota-kota besar untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, mereka seringkali tidak memiliki tujuan yang jelas dan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Akibatnya, mereka akhirnya tinggal di permukiman kumuh. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh penghuni permukiman kumuh adalah rendahnya kondisi ekonomi. Hal ini berdampak pada tingkat pendidikan anak-anak mereka. Tidak jarang anak-anak di permukiman kumuh harus putus sekolah karena berbagai alasan. Akibatnya, terdapat tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih di permukiman kumuh. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa permukiman kumuh bukan hanya menjadi masalah sosial, tetapi juga masalah ekonomi. Permukiman kumuh menjadi pemicu terciptanya tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih. Mereka bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik mereka, tanpa memiliki keterampilan yang memadai untuk bersaing di pasar kerja. Dalam kesimpulan, permukiman kumuh di kota besar merupakan hasil dari tingginya arus urbanisasi dan rendahnya kondisi ekonomi penghuninya. Hal ini berdampak pada tingkat pendidikan anak-anak di permukiman kumuh dan menciptakan tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah ini melalui peningkatan akses pendidikan dan pelatihan kerja bagi penghuni permukiman kumuh.