Senyum di Balik Hujan **

** Hujan deras mengguyur kota, membasahi jalanan dan menyapa jendela kamar Rara dengan gemerisik lembut. Di balik kaca, Rara duduk termenung, matanya menatap butiran air yang menari-nari di permukaan kaca. Hari ini, Rara merasa sedih. Ujian akhir semesternya tidak berjalan sesuai harapan, dan rasa kecewa menyelimuti hatinya. Tiba-tiba, ketukan pelan terdengar di pintu. Rara membuka pintu dan mendapati tetangganya, Pak Ahmad, berdiri di depan pintu dengan senyum hangat. Pak Ahmad membawa sebungkus kue buatan istrinya, dan menawarkannya kepada Rara. "Ini, Rara. Kue kesukaanmu. Semoga bisa sedikit menghiburmu," ujar Pak Ahmad. Rara menerima kue itu dengan rasa haru. Senyum Pak Ahmad yang tulus dan kue buatan istrinya yang lezat membuat hati Rara sedikit lebih tenang. Rara menyadari bahwa di balik hujan yang dingin dan suasana hati yang suram, masih ada kebaikan dan kasih sayang yang menyapa. Senyum Pak Ahmad dan kue buatan istrinya menjadi pengingat bahwa hidup tidak selalu tentang kesedihan, tetapi juga tentang berbagi dan saling mendukung. Rara tersenyum, rasa syukur dan harapan kembali bersemi di hatinya.