Perlawanan Aceh terhadap Portugis: Sebuah Contoh Ketangguhan Militer di Selat Malak

Selat Malaka, yang terletak di antara semenanjung Malaya dan Sumatra, adalah salah satu jalur perdagangan paling sibuk di dunia pada abad ke-16. Ketika Portugis menaklukkan Malaka pada tahun 1511, mereka mengambil kendali atas jalur perdagangan penting ini dan menghalangi akses kompetitor mereka. Namun, perlawanan Aceh terhadap Portugis tidak hanya menunjukkan ketangguhan militer mereka, tetapi juga menunjukkan keberanian dan tekad mereka untuk mempertahankan kemandirian mereka dan menghancurkan monopoli perdagangan Portugis. Pada tahun 1568, Sultan Alaudin Riayat Syah dari Aceh mengirim utusan ke Konstantinopel untuk meminta bantuan militer, termasuk meriam, senjata api, dan penembak ulung. Dia juga meminta sekutu dengan Johor, Demak, dan Jepara, menunjukkan bahwa Aceh tidak sendirian dalam perlawanan mereka terhadap Portugis. Meskipun penyerangan mereka pada Portugis di Malaka gagal, Sultan Alaudin telah menunjukkan bahwa Aceh adalah kekuatan militer yang dihormati dan dipertimbangkan di kawasan Selat Malaka. Selama pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh kembali menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629. Mereka mengirimkan sejumlah besar kapal, tetapi serangan mereka tidak berhasil mengusir Portugis. Perlawanan Aceh terhadap Portugis berlanjut selama beberapa dekade, dengan kedua belah pihak saling berusaha untuk menghancurkan satu sama lain. Namun, tidak ada yang berhasil. Pada tahun 1641, VOC, sebuah perusahaan dagang Belanda, berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Tujuan VOC adalah untuk memperluas akses mereka bagi pengusaha asing di Indonesia, membebaskan pulau-pulau, dan menguasai Malaka dari segi politik dan ekonomi. Perlawanan Aceh terhadap Portugis telah menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan militer yang tangguh, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka tidak cukup kuat untuk mengalahkan Portugis dan VOC. Sebagai kesimpulan, perlawanan Aceh terhadap Portugis di Selat Malaka menunjukkan ketangguhan militer mereka dan keberanian mereka untuk mempertahankan kemandirian mereka dan menghancurkan monopoli perdagangan Portugis. Meskipun mereka tidak berhasil mengalahkan Portugis dan VOC, mereka telah menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di kawasan tersebut.