Senja Berdarah di Taman Kerajaan **

Mentari senja perlahan meredup, menyapa taman kerajaan Spanyol dengan warna jingga kemerahan. Di tengah taman yang tenang, Putri Shani, kakak dari Putri Ria, tengah berlatih memanah. Senyum tipis menghiasi wajahnya, setiap anak panah yang dilepaskan tepat mengenai sasaran. Namun, ketenangan itu sirna seketika. Sebuah bayangan gelap muncul dari balik rimbunnya pepohonan. Sosok seorang pria berpakaian hitam, dengan tatapan tajam dan penuh amarah, menyerbu Putri Ria. Putri Ria, yang tengah asyik membaca buku di bawah pohon rindang, terkejut dan tak sempat menghindar. Sebuah pisau terhunus, mengenai tangannya. Darah segar mengalir deras, menodai gaun putihnya. Putri Shani, yang menyaksikan kejadian mengerikan itu, langsung berteriak histeris. "Penyerang! Penyerang!" Ia berlari menghampiri adiknya, berusaha menghentikan pendarahan. Dengan langkah cepat, ia melaporkan kejadian itu kepada Raja dan Ratu. Putri Ria, dengan tangan terluka, terbaring lemah di atas tanah. Ia merasakan sakit yang menusuk, namun lebih dari itu, ia merasakan kekecewaan dan ketakutan. Ucapan pria itu sebelum menyerang masih terngiang di telinganya, "Ini untukmu, Putri Ria! Kau tak pantas mendapatkan kebahagiaan!" Malam itu, Putri Ria terbaring di ranjangnya, menahan rasa sakit dan ketakutan. Ia tak bisa tidur, bayangan penyerang dan ucapannya terus menghantuinya. Siapa pria itu? Mengapa ia membenci dirinya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, membuatnya semakin gelisah. Catatan:** Kisah ini hanya sebuah gambaran awal dari sebuah konflik yang lebih besar. Siapa sebenarnya penyerang itu? Apakah ia benar-benar rakyat Inggris? Apa motif di balik serangannya? Semua pertanyaan ini akan terjawab di cerita selanjutnya.