Keadilan di Ujung Jalan: Sebuah Kisah tentang Keadilan dan Ketidakadilan **

Orientasi: Di tengah hiruk pikuk kota, di mana gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, hiduplah seorang pemuda bernama Ari. Ari adalah seorang tukang becak yang sederhana, hidupnya penuh dengan perjuangan untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari, Ari terlibat dalam sebuah insiden yang mengubah hidupnya selamanya. Krisis: Saat sedang mengantar penumpang, Ari terlibat dalam kecelakaan kecil dengan sebuah mobil mewah. Pengemudi mobil tersebut, seorang pengusaha kaya bernama Pak Budi, langsung menuduh Ari sebagai penyebab kecelakaan dan bersikeras menuntut ganti rugi yang sangat besar. Ari, yang tidak memiliki uang untuk membayar tuntutan tersebut, merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Reaksi: Ari berusaha mencari keadilan dengan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Namun, proses hukum berjalan lambat dan penuh dengan rintangan. Pak Budi, dengan kekayaannya, mampu menyuap beberapa orang untuk memihaknya. Ari merasa putus asa, keadilan yang ia harapkan terasa jauh. Koda: Di tengah keputusasaan, Ari bertemu dengan seorang pengacara muda bernama Mbak Rani. Mbak Rani, yang tergerak oleh kisah Ari, bersedia membantunya tanpa bayaran. Mbak Rani dengan gigih memperjuangkan hak Ari di pengadilan. Akhirnya, setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, keadilan pun berpihak pada Ari. Pak Budi terbukti bersalah dan harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Refleksi:** Kisah Ari mengingatkan kita bahwa keadilan tidak selalu mudah didapat. Terkadang, kita harus berjuang keras untuk mendapatkannya. Namun, dengan tekad yang kuat dan bantuan orang-orang yang baik hati, keadilan tetap bisa diraih. Kisah ini juga menunjukkan bahwa kekayaan dan kekuasaan tidak selalu menjamin keadilan. Keadilan sejati adalah keadilan yang berdasarkan kebenaran dan kejujuran.