Masa Depan Khai: Men Dilema dan Menemukan Jala

Khai saat ini berada di belakang sekolah, dia terbaring telentang di atas rumput, menatap matahari yang bersinar di matanya. Dia berpikir tentang apa yang dia lakukan di sana, apakah untuk membuat keluarganya menyesal atau ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Khaizuran sialan, mengapa dia hanya memberikan ingatannya setengah? Saya sangat kesal," ucap Krett, teman sekelas Khai. Khai yang melihat itu hanya mengangguk, dia malas berbicara dengannya dan memilih untuk memejamkan matanya. Dia sedikit terjaga, tapi masih terbaring. Leander, teman sekelas lainnya, melihatnya dan menatapnya dengan tatapan yang rumit sebelum pergi kembali ke kelasnya. Khai tidak suka perasaan itu. Tak terasa jam telah menunjukkan waktu pulang, siswa dan siswi berbondong-bondong keluar untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, termasuk Khai. Dia saat ini sedang mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata, seperti menantang kematian. Beberapa menit kemudian, Khai tiba di mansion. Saat Khai berjalan melalui koridor mansion, dia tidak bisa menahan perasaan bahwa ada sesuatu yang salah. Dia telah selalu tahu bahwa mansion itu adalah tempat di mana dia lahir, tempat di mana dia dibesarkan, dan tempat di mana dia akan mati. Tapi dia tidak pernah benar-benar memahami apa artinya itu sampai sekarang. Ketika dia mencapai ruang tamu, dia melihat Leander duduk di sofa, menatap ke arahnya. "Halo, Khai," ucap Leander dengan nada yang dingin. "Saya pikir kamu sudah tiba." Khai mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyanya. Leander mengangguk ke arahnya. "Kamu tahu, Khai. Kamu selalu tahu bahwa mansion ini adalah tempat di mana kamu lahir, tempat di mana kamu dibesarkan, dan tempat di mana kamu akan mati. Tapi kamu tidak pernah benar-benar memahami apa artinya itu sampai sekarang." Khai mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyanya lagi. Leander mengangguk ke arahnya. "Kamu tahu, Khai. Kamu selalu tahu bahwa mansion ini adalah tempat di mana kamu lahir, tempat di mana kamu dibesarkan, dan tempat di mana kamu akan mati. Tapi kamu tidak pernah benar-benar memahami apa artinya itu sampai sekarang." Khai mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyanya lagi. Leander mengangguk ke arahnya. "Kamu tahu, Khai. Kamu selalu tahu bahwa mansion ini adalah tempat di mana kamu lahir, tempat di mana kamu dibesarkan, dan tempat di mana kamu akan mati. Tapi kamu tidak pernah benar-benar memahami apa artinya itu sampai sekarang." Khai mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyanya lagi. Leander mengangguk ke arahnya. "Kamu tahu, Khai. Kamu selalu tahu bahwa mansion ini adalah tempat di mana kamu lahir, tempat di mana kamu dibesarkan, dan tempat di mana kamu akan mati. Tapi kamu tidak pernah benar-benar memahami apa artinya itu sampai sekarang." Khai mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyanya lagi. Leander mengangguk ke arahnya. "Kamu tahu, Khai. Kamu selalu tahu bahwa mansion ini adalah tempat di mana kamu lahir, tempat di mana kamu dibesarkan, dan tempat di mana kamu akan mati. Tapi kamu tidak per