Bayangan Perbandingan **

Di sebuah rumah sederhana, hiduplah seorang gadis bernama Rara. Ia adalah anak tunggal, dan harapan orang tuanya tercurah padanya. Namun, di balik kasih sayang yang tercurah, Rara merasakan beban yang tak tertahankan. Orang tuanya, tanpa sadar, selalu membandingkannya dengan anak-anak lain. "Lihat, tetangga kita, anaknya sudah bisa main piano. Kapan kamu bisa seperti dia?" tanya Ibu, matanya berbinar penuh harapan. "Kakak kelasmu, nilainya selalu bagus. Kamu harus belajar lebih giat lagi," ujar Ayah, suaranya terdengar tegas. Rara merasa tertekan. Ia berusaha keras untuk memenuhi harapan orang tuanya, namun selalu merasa kurang. Setiap kali ia meraih prestasi, orang tuanya langsung membandingkannya dengan anak lain yang lebih unggul. "Kenapa aku selalu dibandingkan?" batin Rara, air matanya menetes perlahan. Rara merasa dirinya seperti bayangan, selalu terbayangi oleh kehebatan orang lain. Ia kehilangan jati dirinya, terjebak dalam perbandingan yang tak berujung. Suatu hari, Rara bertemu dengan seorang guru yang bijaksana. Guru itu mendengarkan cerita Rara dengan sabar. "Rara, kamu adalah dirimu sendiri. Kamu unik dan istimewa. Jangan biarkan perbandingan meredupkan cahaya dalam dirimu," kata guru itu. Kata-kata guru itu menyentuh hati Rara. Ia mulai menyadari bahwa ia tidak perlu menjadi seperti orang lain. Ia memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Rara mulai fokus pada dirinya sendiri. Ia belajar untuk menghargai kemampuannya dan mengembangkan bakatnya. Ia menemukan kebahagiaan dalam mengejar mimpinya sendiri, tanpa terbebani oleh perbandingan. Perlahan, Rara mulai melepaskan bayangan perbandingan. Ia menemukan jati dirinya dan meraih kebahagiaan yang sesungguhnya. Pesan:** Setiap orang memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Jangan biarkan perbandingan meredupkan cahaya dalam dirimu. Temukan jati dirimu dan raih kebahagiaan yang sesungguhnya.