Landasan Hukum Mudharabah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia

essays-star 4 (299 suara)

Mudharabah adalah konsep yang berasal dari Hukum Islam dan telah diadopsi dalam Hukum Positif Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi dan keuangan. Artikel ini akan membahas tentang landasan hukum Mudharabah dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia.

Apa itu Mudharabah dalam perspektif Hukum Islam?

Mudharabah adalah konsep yang berasal dari Hukum Islam, khususnya dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam Mudharabah, ada dua pihak yang terlibat, yaitu rabbul mal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola). Rabbul mal memberikan modal kepada mudharib untuk dikelola dalam suatu usaha. Keuntungan yang diperoleh kemudian dibagi sesuai dengan kesepakatan awal, sementara kerugian ditanggung oleh rabbul mal. Konsep ini didasarkan pada prinsip bagi hasil dan menghindari riba, yang dilarang dalam Islam.

Bagaimana landasan hukum Mudharabah dalam Hukum Islam?

Landasan hukum Mudharabah dalam Hukum Islam dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Dalam Al-Qur'an, misalnya, terdapat ayat yang menyebutkan tentang kerjasama dan bagi hasil. Selain itu, Hadits Nabi Muhammad juga banyak yang membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam, termasuk Mudharabah. Salah satu Hadits yang sering dijadikan rujukan adalah Hadits yang menyebutkan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal, sementara keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.

Apa itu Mudharabah dalam perspektif Hukum Positif Indonesia?

Dalam perspektif Hukum Positif Indonesia, Mudharabah diatur dalam Undang-Undang Perbankan Syariah. Mudharabah dianggap sebagai salah satu bentuk akad yang sah dan diakui oleh hukum. Dalam UU Perbankan Syariah, Mudharabah dijelaskan sebagai akad kerjasama antara bank syariah dengan pihak lain untuk suatu usaha, di mana bank syariah memberikan pembiayaan dan pihak lain mengelola usaha tersebut. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sementara kerugian ditanggung oleh bank syariah.

Bagaimana landasan hukum Mudharabah dalam Hukum Positif Indonesia?

Landasan hukum Mudharabah dalam Hukum Positif Indonesia terdapat dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam undang-undang ini, Mudharabah diakui sebagai salah satu bentuk akad yang sah dan diatur secara detail. Selain itu, juga terdapat peraturan-peraturan lain yang mendukung pelaksanaan Mudharabah, seperti Peraturan Bank Indonesia dan Fatwa Dewan Syariah Nasional.

Apa perbedaan dan persamaan Mudharabah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia?

Mudharabah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya, keduanya mengakui Mudharabah sebagai konsep yang sah dan berlandaskan pada prinsip bagi hasil. Perbedaannya, dalam Hukum Islam, Mudharabah lebih ditekankan pada aspek moral dan etika, sementara dalam Hukum Positif Indonesia, Mudharabah lebih diatur dalam aspek hukum dan regulasi.

Mudharabah adalah konsep yang memiliki landasan hukum yang kuat baik dalam Hukum Islam maupun Hukum Positif Indonesia. Meskipun ada beberapa perbedaan dalam penerapannya, namun prinsip dasar Mudharabah, yaitu bagi hasil dan menghindari riba, tetap menjadi landasan utama dalam kedua perspektif hukum tersebut.

Klik untuk menilai: