Menelisik Jejak Kebijakan Ekonomi di Masa Demokrasi Terpimpin: Antara Harapan dan Realitas **

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966) di Indonesia diwarnai dengan berbagai kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memajukan bangsa. Namun, realitasnya, beberapa kebijakan tersebut justru menimbulkan permasalahan baru. Artikel ini akan membahas tiga kebijakan ekonomi utama di masa tersebut, yaitu Politik Mercusuar, Sistem Ekonomi Benteng, dan Deklarasi Ekonomi (Dekon), serta menganalisis dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Politik Mercusuar: Politik Mercusuar merupakan proyek pembangunan nasional yang diusung oleh Presiden Soekarno. Tujuannya adalah untuk mendorong pembangunan Indonesia agar lebih maju. Namun, kebijakan ini justru memperburuk ekonomi Indonesia karena membuat beban anggaran negara melonjak hebat tanpa diimbangi pendapatan yang memadai. Hal ini disebabkan oleh ambisi besar Soekarno dalam membangun infrastruktur dan proyek-proyek mercusuar yang tidak realistis, tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial negara. Sistem Ekonomi Benteng: Sistem Ekonomi Benteng merupakan upaya restrukturisasi ekonomi nasional yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih adil bagi pengusaha pribumi dalam memasuki dan bersaing di pasar. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh dominasi pengusaha kolonial di masa lampau. Namun, program ini mengalami kegagalan karena pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha etnis Tionghoa yang berpengalaman dalam berbisnis. Kegagalan ini juga menjadi salah satu sumber defisit keuangan negara. Deklarasi Ekonomi (Dekon): Dekon dikeluarkan sebagai strategi untuk menyukseskan pembangunan yang dirancang Bappenas. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme. Kebijakan ini berhasil mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi yang terjadi sebelumnya. Dekon menekankan pada prinsip berdikari, yaitu berdiri di atas kaki sendiri, dengan fokus pada pengembangan industri dalam negeri dan pengurangan ketergantungan pada impor. Kesimpulan: Kebijakan ekonomi di masa Demokrasi Terpimpin memiliki tujuan mulia untuk memajukan Indonesia. Namun, beberapa kebijakan tersebut tidak berjalan sesuai harapan dan justru menimbulkan permasalahan baru. Politik Mercusuar dan Sistem Ekonomi Benteng mengalami kegagalan karena kurangnya perencanaan yang matang dan kemampuan finansial negara yang terbatas. Dekon, di sisi lain, berhasil mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, namun tetap menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan berdikari. Refleksi:** Kisah kebijakan ekonomi di masa Demokrasi Terpimpin memberikan pelajaran berharga bagi kita. Penting untuk merencanakan kebijakan dengan matang, mempertimbangkan kemampuan finansial negara, dan fokus pada pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, penting juga untuk menciptakan iklim usaha yang adil dan kompetitif bagi semua pelaku ekonomi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.