**Proyek Ambisius: Keuntungan Ekonomi vs. Kerugian Sosial dan Lingkungan di Papua Selatan** **

Proyek ambisius pengembangan swasembada gula dan bioetanol, serta pangan nasional di Papua Selatan, telah memicu kontroversi. Proyek ini telah membuka lahan seluas 2,29 juta hektar untuk perkebunan tebu dan 1 juta hektar untuk pengembangan sawah, yang berdampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat adat. Dampak Lingkungan: Deforestasi skala besar yang dilakukan untuk proyek ini telah merusak ekosistem hutan Papua Selatan. Hutan yang merupakan paru-paru dunia dan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, kini terancam punah. Hilangnya hutan juga berdampak pada perubahan iklim, meningkatkan risiko banjir, dan mengancam sumber air bersih. Dampak Sosial: Proyek ini telah merampas hak ulayat milik masyarakat Kimam, Yeinan, dan beberapa suku atau marga di Papua Selatan. Kebun milik masyarakat adat dibabat habis, dan mereka terpaksa meninggalkan tanah leluhur mereka. Selain itu, proyek ini juga mengusir berbagai jenis hewan, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan mengancam mata pencaharian masyarakat adat yang bergantung pada alam. Dilema Ekonomi vs. Sosial dan Lingkungan: Proyek ini diklaim sebagai solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, keuntungan ekonomi yang dijanjikan harus diimbangi dengan dampak sosial dan lingkungan yang merugikan. Pentingnya Solusi Berkelanjutan: Pengembangan ekonomi harus dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait perlu mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dan adil bagi semua pihak. Refleksi:** Proyek ini mengingatkan kita bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh mengorbankan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Kita perlu belajar dari kesalahan masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial.