Perbedaan Kebudayaan Umayyah dan Abbasiyah

Pada masa kejayaan Islam, terdapat dua dinasti yang memerintah Kekhalifahan Arab: U dan Abbasiyah. Kedua dinasti ini memiliki perbedaan signifikan dalam hal kebudayaan, yang mempengaruhi cara hidup dan berpikir umat Muslim. Pada masa Umayyah, kebudayaan Arab mengambil alih dan menggabungkan unsur-unsur dari budaya-budaya yang mereka temui selama penaklukan mereka. Mereka mengadopsi bahasa Persia dan menggabungkannya ke dalam bahasa Arab, yang kemudian menjadi bahasa resmi Kekhalifahan. Mereka juga mengadopsi seni dan arsitektur Persia, yang dapat dilihat dalam karya-karya seperti Kubah Suci di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Di sisi lain, Abbasiyah mengambil pendekatan yang berbeda dalam hal kebudayaan. Mereka menghargai seni dan ilmu pengetahuan Yunani dan mengadopsinya ke dalam budaya Muslim. Mereka mendirikan pusat-pusat ilmu penuan dan mengundang ilmuwan Yunani untuk mengajar di mereka. Mereka juga mengadopsi seni dan arsitektur Yunani, yang dapat dilihat dalam karya-karya seperti Kubah Suci di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Perbedaan kebudayaan antara Umayyah dan Abbasiyah mencerminkan perbedaan pendekatan mereka terhadap Islam dan dunia Muslim. Umayyah mengambil pendekatan yang lebih pragmatis dan mengadopsi unsur-unsur dari budaya-budaya yang mereka temui selama penaklukan mereka. Abbasiyah, di sisi lain, mengambil pendekatan yang lebih spiritual dan menghargai seni dan ilmu pengetahuan Yunani. Secara keseluruhan, perbedaan kebudayaan antara Umayyah dan Abbasiyah memiliki dampak yang signifikan pada dunia Muslim. Mereka membawa unsur-unsur baru ke dalam budaya Muslim dan membantu membentuknya menjadi apa adanya saat ini.