Ketika Cinta Tidak Dapat Menyembuhkan Luk

Kisah ini bermula dari seorang yang terluka, tertusuk duri yang ditanam begitu dalam. Hujan yang berkepanjangan tidak memberikan reda bagi hatinya yang terluka. Orang ini merasa kehabisan tenaga dengan kebiasaan yang tidak akan pernah diungkapkan, meski duka yang ia terima begitu besar. Ia merasa lelah memberikan tawa, merasa bahwa perasaannya tidak dijaga. Ia merasa bahwa pertumbuhannya berhenti dan raganya menjadi senyap tanpa keluhan. Bagaimana ia bisa tetap bertahan, sedangkan orang yang ia cintai tidak mampu memberikan hal yang sama? Bagaimana ia bisa terus bergerak maju, sedangkan orang yang ia cintai terus mengejar tanpa menyadari? Ia menyadari bahwa ia hanya seorang yang ada di sampingnya, tanpa perlindungan untuk perasaannya. Ia memutuskan untuk tidak mencarinya lagi, bahkan jika bayangannya tidak lagi terlihat. Ketika kelelahannya mencapai puncak, ia tahu bahwa tidak akan ada lagi versi dirinya yang bisa ditemukan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa cinta tidak selalu dapat menyembuhkan luka. Terkadang, kita harus belajar untuk melepaskan dan memilih untuk melindungi diri sendiri. Kita harus belajar untuk tidak terus mengejar seseorang yang tidak mampu memberikan apa yang kita butuhkan. Kita harus belajar untuk menghargai diri kita sendiri dan mencari kebahagiaan di tempat lain. Dalam kehidupan nyata, seringkali kita menghadapi situasi di mana cinta tidak cukup untuk menyembuhkan luka. Kita harus belajar untuk menerima kenyataan ini dan mencari cara untuk menyembuhkan diri sendiri. Kita harus belajar untuk menghargai diri kita sendiri dan mencari kebahagiaan di tempat lain.