Tradisi Pembersihan Keris pada Bulan Suroh: Pengaruh Kepercayaan Praaksar

Tradisi pembersihan keris pada bulan suroh merupakan salah satu bentuk pengaruh kepercayaan praaksara yang masih dilestarikan hingga masa sekarang. Kepercayaan praaksara adalah sistem kepercayaan yang berkembang sebelum masyarakat mengenal tulisan. Dalam konteks ini, tradisi pembersihan keris pada bulan suroh dapat dikaitkan dengan beberapa bentuk kepercayaan praaksara, seperti totemisme, animisme, dinamisme, politeisme, dan monoisme. Totemisme adalah kepercayaan yang mengaitkan manusia dengan hewan atau objek tertentu sebagai simbol spiritual atau leluhur. Dalam tradisi pembersihan keris pada bulan suroh, keris dianggap memiliki kekuatan spiritual dan dihormati sebagai simbol keberanian dan kekuatan. Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep totemisme, di mana keris dianggap sebagai totem atau simbol spiritual bagi pemiliknya. Animisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu, baik benda mati maupun hidup, memiliki jiwa atau kekuatan spiritual. Dalam tradisi pembersihan keris pada bulan suroh, keris dianggap memiliki jiwa atau kekuatan spiritual yang perlu dijaga dan diperbarui melalui pembersihan rutin. Hal ini mencerminkan konsep animisme, di mana keris dianggap memiliki kekuatan spiritual yang perlu dihormati dan dijaga. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau energi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam tradisi pembersihan keris pada bulan suroh, pembersihan keris dilakukan untuk menghilangkan energi negatif atau penyakit yang mungkin melekat pada keris. Hal ini mencerminkan konsep dinamisme, di mana keris dianggap memiliki energi atau kekuatan yang dapat mempengaruhi pemiliknya. Politeisme adalah kepercayaan pada banyak dewa atau entitas spiritual. Dalam tradisi pembersihan keris pada bulan suroh, keris dianggap memiliki hubungan dengan dewa atau entitas spiritual tertentu yang perlu dihormati dan diperbarui melalui pembersihan rutin. Hal ini mencerminkan konsep politeisme, di mana keris dianggap memiliki hubungan dengan entitas spiritual yang perlu dihormati dan dijaga. Monoisme adalah kepercayaan pada satu dewa atau entitas spiritual tunggal. Dalam tradisi pembersihan keris pada bulan suroh, keris dianggap memiliki hubungan dengan dewa atau entitas spiritual tunggal yang perlu dihormati dan diperbarui melalui pembersihan rutin. Hal ini mencerminkan konsep monoisme, di mana keris dianggap memiliki hubungan dengan entitas spiritual tunggal yang perlu dihormati dan dijaga. Dalam kesimpulan, tradisi pembersihan keris pada bulan suroh merupakan bentuk pengaruh kepercayaan praaksara yang masih dilestarikan hingga masa sekarang. Kepercayaan praaksara seperti totemisme, animisme, dinamisme, politeisme, dan monoisme dapat dikaitkan dengan tradisi ini. Pembersihan keris pada bulan suroh tidak hanya merupakan praktik budaya yang berharga, tetapi juga mencerminkan keberlanjutan kepercayaan praaksara dalam masyarakat modern.