Saat Ria Jatuh, Shani Berlari **

** Latihan teater JKT48 selalu penuh semangat dan energi. Ria, dengan senyum cerahnya, selalu bersemangat mengikuti setiap gerakan. Namun, hari itu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Ria tiba-tiba terhuyung dan jatuh pingsan di tengah latihan. Shani, sang kakak, yang juga anggota JKT48, langsung panik. Wajahnya pucat pasi, matanya berkaca-kaca. Ia segera berlari menghampiri Ria, memanggil namanya dengan suara gemetar. "Ria! Ria! Bangun, Dek!" Namun, Ria tak kunjung membuka mata. Shani semakin panik. Ia takut melihat adiknya terbaring tak berdaya. Rasa takut dan cemas mencengkeram hatinya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Beberapa saat kemudian, Ria perlahan membuka matanya. "Kakak," ucapnya dengan suara lirih. Shani langsung bernapas lega. "Dedek udah sadar? Ada sakit yang gak?" tanyanya dengan suara gemetar. Ria menggeleng lemah. "Mual, Kak. Pengen muntah." Shani langsung sigap. Ia membantu Ria untuk duduk dan menopang kepalanya. "Sabar, Dek. Kakak di sini." Tak lama kemudian, Ria muntah. Shani dengan sigap membersihkan muntahan Ria dan menenangkannya. "Kamu kenapa, Dek? Sakit apa?" tanya Shani dengan suara lembut. Ria menggeleng lagi. "Gak tahu, Kak. Tiba-tiba aja pusing terus pingsan." Shani memeluk Ria erat. "Tenang, Dek. Kita ke dokter ya." Shani tahu, sebagai seorang kakak, ia harus selalu ada untuk Ria. Ia harus menjadi tempat bergantung dan kekuatan bagi adiknya. Ia tak akan pernah membiarkan Ria sendirian, terutama saat Ria sedang membutuhkannya.