Unek-Unek Ria di Teras Theatre JKT48 **

Senja menyapa Jakarta dengan langit jingga yang memikat. Di dalam Theatre JKT48, latihan rutin tengah berlangsung. Shani, Gracia, dan Feni, tiga kakak perempuan Ria, tengah berlatih dengan semangat. Ria, si adik bungsu, setia menemani mereka. Tiba-tiba, suasana latihan terhenti. Ria, yang tengah asyik bermain ponsel, tak sengaja menjatuhkannya. Ponsel itu jatuh tepat di atas panggung, layarnya retak. "Ria! Kamu ngapain sih? HP-ku rusak!" teriak Shani, kesal. "Iya, Ria. Kamu harus tanggung jawab!" timpal Gracia, tak kalah kesal. Feni, yang biasanya paling kalem, pun ikut menimpali, "Ria, kamu harus hati-hati dong. Ini kan HP baru!" Ria, yang tadinya hanya terdiam, akhirnya tak kuasa menahan air matanya. "Aku kan gak sengaja! Kenapa kalian selalu marah-marah sama aku?" isaknya. "Kamu selalu ceroboh! Kenapa sih kamu gak bisa kayak kakak-kakakmu?" Shani kembali menimpali. "Aku capek! Aku selalu disalahkan! Kalian gak pernah ngerti perasaan aku!" Ria berteriak, lalu berlari keluar theatre. Indah, salah satu member JKT48 yang menyaksikan kejadian itu, langsung menghampiri ketiga kakak Ria. "Kalian kenapa sih? Ria kan masih kecil. Kalian harus lebih sabar," kata Indah. Indah kemudian mengajak ketiga kakak Ria ke teras theatre. Di sana, mereka melihat Ria duduk termenung, air matanya masih mengalir. "Ria, maaf ya. Kakak-kakak kamu tadi terlalu emosi," kata Shani, mendekati Ria. "Iya, Ria. Kita gak bermaksud ngejek kamu," tambah Gracia. Feni, yang biasanya pendiam, pun ikut menimpali, "Ria, kita sayang sama kamu. Maaf ya kalau kita sering marah-marah." Ria, yang mendengar permintaan maaf kakak-kakaknya, akhirnya tersenyum. "Iya, kakak. Aku juga sayang sama kalian." Kejadian itu menjadi pelajaran berharga bagi keempat bersaudara. Mereka belajar untuk lebih sabar dan saling memahami. Ria pun belajar untuk lebih berhati-hati, sementara ketiga kakaknya belajar untuk lebih pengertian terhadap adik mereka. Wawasan:** Kisah Ria dan ketiga kakaknya mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki perasaan yang perlu dihargai. Terkadang, kita terlalu fokus pada kesalahan orang lain, sehingga lupa untuk memahami perasaan mereka. Saling memahami dan menghargai adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial.